“Apa?!” Sissy langsung terlonjak hingga berdiri. Seakan ada paku di kursi yang baru saja dia duduki. “Duduklah, Si. Lihatlah dulu orangnya. Dia tampan loh,” bujuk Maya. Sissy menatap Maya dengan tatapan merana. Dia belum mau menikah dengan siapapun. Walau dia sudah putus asa dengan Garry, tapi jauh di lubuk hatinya, dia masih berharap Garry menjemputnya. Jadi setidaknya dia mau menunggu minimal tiga tahun sebelum akhirnya harus menikah dengan pria lain. “Sissy tidak mau dijodohkan!” tolak Sissy sambil menggelengkan kepalanya. “Duduk, Si,” perintah Andreas dan Sissy menoleh menatap ayahnya, menampilkan wajah merananya yang biasanya merupakan jurus ampuh untuk melunakkan orang tuanya, yang sialnya kali ini tidak berhasil. Saat melihat ekspresi ayahnya tidak berubah, dengan berat hati Si