BAB 46: TUAN BUCIN

1330 Kata

Disaat kelima sahabat itu sedang rapat, Sissy yang berada di pesawat sekarang sedang meratap di dalam kamar. Dia sudah menangis selama hampir empat jam hingga matanya bengkak. Begitu pesawat lepas landas, air matanya langsung mengalir deras. Sekarang tangisnya sudah mereda, namun sesekali dia masih terisak. Rasanya begitu menyiksa saat pada akhirnya dia terpisah dengan Garrynya. Saat masih dipikirkan dan saat sudah menjadi kenyataan rasanya berbeda, jauh lebih menyakitkan saat sudah terjadi. Kesedihannya berlipat karena sampai saat terakhir dia tidak bisa melihat Garry. Padahal jika dia bisa bertemu dulu dengan Garry, dia juga tetap akan menangis, tapi mungkin tidak sedahsyat ini, sampai seperti ada anggota keluarganya yang meninggal. Tanpa dia ketahui, di luar pintu kamarnya, ada seor

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN