---

1587 Kata
Cuaca malam itu terlihat begitu tak bersahabat, awan mendung menutupi pancaran sinran bulan dan gemerlapnya bintang. Mendung terlihat begitu tebal di sertai guntur yang menggelegar menemani isakan seorang gadis dengan penampilan yang begitu berantakan. Ia tengah duduk di sebuah kolong jembatan, kedua tangan ia gunakan untuk memeluk lututnya, menahan hawa dingin dengan isakan yang tertahan. Ia bukan seorang pengemis ataupun gelandangan yang tak memiliki tempat untuk berpulang. Hanya saja hidupnya tak jauh berbeda dengan para gelandangan. Bukan juga penyandang cacat atau gila, Karna dirinya memang masih waras, bahkan sangat waras sampai dia mampu kabur dari sebuah tempat terkutu. Tempat yang memaksa dirinya untuk mengharap belas kasih dari seorang hidung belang, kaya raya untuk memberikan sedikit uang untuk menyambung hidupnya. Tempat dimana harga dirinya dapat di injak injak dengan sesuka hati. Bukan!. Itu semua bukan keinginannya, melainkan keinginan sang pengasuhnya. Seorang paman yang telah rela menjatuhkan dan menjual dirinya ke dalam dunia hitam, hanya untuk mendapat pundi uang yang begitu banyak. Ia di jual di sebuah tempat yang menyediakan wanita penghibur. Ia begitu tersiksa di sana. Di pukuli dan di hajar habis habisan karna tak mau melayani tamu barang seorang pun. Hingga memiliki sebuah celah untuk kabur. Dan disinilah dirinya berakhir. Di sebuah kolong jembatan dengan luka lebam di sekujur tubuhnya. Besembunyi dan berharap orang suruhan dari bunda menemukannya Menahan isaka tangis dan rasa perih yang terasa begitu menyayat di sekujur tubuhnya. "Dimana dia. Cari di seluruh penjuru, jangan sampek lolos atau kita bakal mampus!!" teriakan seorang dengan suara lantang membuat sang gadis bergetar hebat. Ia cemas dan takut. Entah bagaimana nasibnya jika sampai ia tertangkap kali ini. Mungkin akan mati mengenaskan. "Lorong ini kosong bos" "Gang ini juga kosong" "Lalu kemana dia b*****t, gua gak mau tau. Lo orang cari dia sampek ketemu atau kalian yang bakal gua cincang!" terdengar bentakan itu lagi. Suara yang begitu ia kenali, pemilik suara yang selalu menghajar nya hingga sekarat. Ia begitu takut, isakannya semakin menjadi. Hingga tak kuat menahannya, yang mampu ia lakukan hanyalah menggigit bibir bawahnya hingga terluka, berharap mampu menahan agar suaranya tak terdengar. Namun nasib seolah enggan berpihak padanya. "Nah lo. di sini lo rupanya njing." bentak sorang laki-laki yang tak lain anak buah dari pemilik suara besar tadi. "Ketemu bos!!" Gadis itu terus meronta dan meronta berharap cekalan di tangannya terleoas. Namun apa mau di kata, cekalan tangan itu lebih kuat dari tenaganya. Rak kehilangan akal, ia mencoba menggigit tangan laki-laki itu. Bukannya terlepas malah sebuah pukulan telak di perut yang ia dapatnya. "Uhukk...uhukk.. Lepaskan aku bang...sat" teriaknya denag perut yang begitu nyeri. "Diem lu anjing, atau lo mau mati di sini!" "Udeh gak usah main kasar, aset berharga bos kita itu, gus gak mau sampek dia lebih cacat dari ini, buru bawa dia" printan sang bos, dan detik itu juga tubuhnya seorang melayang, perutnya berpindah di pundak laki-laki yang memegangnya tadi. Seolah sebuah karung ia di gendong dengan mudahnya. Namun baru saja beranjak beberapa langkah, sebuah suara mengintruksi mereka untuk berhenti. "Mau kalian apakan gadis itu hah" teriak seorang wanita dengan lantangnya. Wanita dengan penampilan staylis mamou mengehentikan langkah 5 orang tersebut. "Wah wah wah ada cewek cantik bro" teriak seorang dari kelima orang itu. "Bacot lo jaga. Mau mapus lo!" bentak sang bos, kamudian menatap sang wanita tadi dari atas sampai ujung kaki. Seolah menyelidik. "Da lo. Emang apa masalah lo kalo gua bawa ini gadis hah." "Jelas masalah karna dia seorang gadis sama halnya dengan ku. Kalian gak berhak membawa mereka dengan paksa seperti itu, bahkan kalian memperlakukan gadis itu dengan tidak layak" "Diem itu bacot. Lo gak berhak ikut campur masalah kami, dan asal lo tau gadis ini adalah hak kami. Karna bos kami telah membeli gadis ini dengan jumblah yang tidak sedikit. Dan kalo lo mau gadis ini. Silahkan aja lo dateng ketempat ini" terlihat pri itu melemparkan sebuah kartu nama. "Dateng dan lo tebus ni gadis kalo lo mau" ucap sang pria kemudian melangkah meinggalkan wanita itu. Tak lama mereka tetelah sampai di tempat dimana gadis itu di siksa. "wah wah wah, liat siaoa yang dateng" ucap seorang wanita paruh baya yang biasa di panggil bunda. Perlahan bunda melangkah mendekati gadis itu. "Udah hebat lah ya berani kabur dari tempat gua. Lo udah bosen idup hah!" Tak ada jawaban dari gadis itu. Ia hanya menunduk dan terdian. "Jawab gua anjing. Lo mau cari mati hah" bentaknya lagi dengan tangan menjambak rambut sang gadis. "Oh jadi lo milih diem hah.! Bagus..." tangannya terlepas dari jambakannya. Kemudian menoleh kearah seorang wanita yang biasa mendandani oara gadis di tempat ini. "Ave, lo tau kan apa yang harus lo lakuin sekarang?" "Iya bun." jawab ave santai kemudian melangkah mendekati gadis itu. Menarik lengannya dengan paksa, membawanya masuk kedalam sebuah ruangan, membersihkan dan mendandani hingga penampilannya berbubah menjadi begitu anggun dan cantik. Bahkan bekas memar di tubuhnya menghilang karena di tutupi oleh make up. Setelah dirasa cukup. Ave membawa gadis itu kehadapan bunda. Dan tak butuh lama, bunda langsung menyuruh orangnya untuk membawa sang gadis kedalam ruangan, dimana lelaki hidung belang telah menunggunya. Namun baru saja orang suruhannya menyeret gadis itu. Seorang wanita masuk kedalam ruangan itu bersamaan dengan sorang laki laki yang tak lain pengacara dari wanita itu. Menghentikan langkah mereka. "Apa benar ini club bunda yuana?" tanya sang wanita. "Yah saya sendiri. Ada perlu apa anda datang kemari?" tanya sang bunda dengan nada sinis dan tatapan menelisik dari ujuk kaki hingga kepala. "Saya datang kemari untuk menebus gadis itu, saya tidak suka dengan cara anda memperlakukannya" ucap wanita itu tegas. "Boleh saja. Asal kau sanggup membayar semua biaya ditambah uang ganti ruginya" "Sebutkan dan urus dengan pengacara saya. Jadi serahkan dia padaku" Sang bunda pun memberi isyarat pada pria suruhannya untuk memberikan dang gadis kepada wanita itu. Dengan sigap sang wanita itu menarik dan memeluk gadis itu. Ntah kanapa hatinya begitu terenyuh saat kali pertama ia melihatnya. Melihat betapa keras perjuangannya demi lolos dari para pria kasar itu. Ia merasa gadis ini adalah gadis baik-baik dan miliki nasib sama sepertinya. Dengan perlahan wanita itu membawa gadis itu keluar dari tempat j*****m itu. Menuntunnya dengan pelan dan segera mungkin membawanya ke rumah sakit dan mengobati semua lukanya. Setelah semua urusan rumah sakit selesai wanita itu membawa sang gadis kembali ke apartemennya. Di sepanjang perjalanan gadis itu hanya diam, bahakan belum mengeluarkan sepatah katapun sejak ia di bawa keluar dari tempat terkutuk itu. Hingga mereka sampai di apartemen sang wanita. Wanita itu mendekati sang gadis. Memeluknya dan mengelusnya. Perlahan lahan ia menanyakan pertanyaan dengan perlahan. "Kenapa kamh mau menolongku" itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut sang gadis. Wanita itu tersenyum manis. "Karna aku merasa kamu orang baik. Dan nasibmu sama dengan nasibku." "Apa kamu juga sama seperti ku?" "Tidak, tapi aku lebih menderita darimu" "Kenapa bisa begitu" tanya sang gadis yang semakin penasaran. Wanita itu tersenyum kemudian mengelus rambut sang gadis. "Aku akan menceritakan semuanya tapi aku hanya meminta satu hal padamu, tolong percaya padaku dan bantu aku." "Aku akan membantumu sebisa yang aku lakukan, itu semua akan aku lakukan demi membalas semua kebaikanmu" ucap sang gadis dengan mantab. "Baiklah. Sebelum itu aku akan memperkenalkan dirriku terlebih dahulu. Namaku Aleandra Fransiska Admadja. Pangil saja aku Ale. Dan kamu?" "Sabilla Ananta Pratmaja, panggil saja Billa" "Ok Billa. Jadi gini sebelumnya aku bakal cerita ke kamu, tapi aku mohon dengan sangat tolong kamu rahasiakan ini dari siapapun, karna ini akan menyangkut hidupku. Dan aku harap kamu bisa ku percaya." Billa hanya mengangguk sebagai jawaban. "Jadi gini, dulu aku mengalami kecelakaan waktu kelulusan SMA. Dan karna kejadian itulah aku mengidap suatu penyakit yang langka. Entahlah penyakit apa aku tak tau. Tapi yang pasti penyakitku itu menyangkut ingatan. Dimana ingatanku hari ini dari aku terbangun akan lenyap tanpa tersisa ketika aku terbangun besok pagi, dan itu sungguh menyiksaku Billa. Aku tak sanggunp menghadapi ini sendiri, namun aku tak bisa mudah percaya dengan orang, yang besar kemungkinan akan menjerumuskanku dan memanfaatkanku. Selama ini aku hanya bertopang pada sebuah catatan yang aku tulis dalam diary, catatan dimana kejadian hari yang aku jalani, namun semua itu belum cukup. Aku tak sanggup menghadapi semuanya, aku butuh seorang yang bisa mengerti aku dan mau membantuku." terdengar helaan nafas sebagai jeda perkataanya. Bila masih setia menatap dan memperhatikan Ale dengan tatapan yang sulit di artikan. "Jadi aku harap kamu mau membantuku Billa. Membantu dan mengingatkan aku jika aku tak mengingat apapun. Aku takut jika sampai aku tertidur di siang hari dan setelahnya aku kehilangan semuanya. Aku tak bisa membayangkan itu." tanpa sadar sebilir air mata menetes dari pelupuk mata Ale. "Aku harap kamu mau membantuku Bil. Aku sendiri di sini tanpa tau siapa orang di sekitarku. Aku hanya butuh seorang yang bisa aku percaya" Billa yang melihat itu langsung tersentuh. "Aku janji. Aku bakal menjadi orang yang selalu ada untukmu dan menjadi orang yang kamu percaya. Bahkan aku akan menjadi kaki tanganmu Ale. Aku akan melakukan semuanya karna kamulah aku merasa di hargai, dan karna kamu lah aku hidup kembali. Terimakasih" ucap Billa tulus. Entahlah ia masih sedikit tak percaya dengan perkataan Ale. Memang ada penyakit seperti itu ? Namun semua pertanyaanya terjawab sudah di pagi hari saatnia terbangun. Ale seolah seperti bayi yang baru lahir. Diam tanpa bicara, tatapanya kosong. Bahkan ia tak mengenali siapa Billa Dan di situ lah Billa percaya bahwa penderitaan Ale lebih dari penderitaanya. Maka dari itu ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjadi orang pertama yang selalu ada untuk Ale. Karna Ale segalanya bagi Billa. Bila tersadar daru lamunan panjangnya ketika ada sebuah tepukan di pundaknya, Seketika ia menoleh dan tersenyum tipis saat melihat siapa yang datang.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN