Brak! Ketika pintu terbuka, aku langsung terdorong hingga jatuh. Dua orang Beastman bertubuh besar dengan gigi taring runcing menyerangku. Salah satu dari mereka mulai memukuliku, dan satunya lagi mendorong Daisy ke ruangan lain, mengunci Elf itu di dalam kamar. “Hentikan! Kami hanya ingin berbicara!” Aku mencoba menahan tangannya, mendorongnya menyingkir dari tubuhnya. “Jangan berpikir kami bisa kalian bohongi!” Hasil tentu saja aku dipukul lagi. Cengkeraman tanganku bisa dengan mudah dilepaskannya karena perbedaan kekuatan fisik di antara kami. “Tahan tangannya, dia mungkin akan menunggukan sihir!” Temannya tahu kalau kelemahanku adalah di telapak tangan. Tahu kalau aku tidak bisa melontarkan serangan apa pun bila aliran sihirku terputus. “Jangan main-main denganku!” Pada saat ya
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari