ALANDRA NICHOLE DEMON
Siapa tak mengenal nama tersebut? Pemuda yang biasa dipanggil Landra itu merupakan anak kelima dari pasangan Alvaro Nicholas Demon dan Rozeline Slovakia Stins. Pemuda 16 tahun yang memiliki cita-cita pada saat kecil menjadi pembalap dengan kendaraan mobil sport mewah pun mengurungkan cita-cita tersebut dan berganti menjadi ketua geng motor STONE. Geng motor tersebut memiliki 2000 anggota lebih yang tersebar mulai dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, bahkan ada 1 markas di Prancis. Geng tersebut memiliki 9 anggota inti yang terdiri dari 5 cowok dan 4 cewek. Setiap anggota punya fungsinya masing-masing disana. Sebutan untuk anggota cewek di geng tersebut adalah (STONE'G/STONEGIRL) tetapi orang lebih senang menyebutnya Stoneji.
Mereka yang sudah berniat menjadi anggota, otomatis sudah berniat untuk berlatih keras. Bahkan ketika ada geng lawan meminta balapan dan mau bertanding dengan salah satu Stoneji,mereka akan mempersilahkan. Tak ada larangan karena seluruh anggota perempuan disana sudah sangat terlatih.
Landra tengah menghisap Vape nya dengan bermain ponsel.
"Landra, hari ini latihan apa aja?" tanya seorang gadis yang baru saja mendatangi Landra.
Landra yang sedang memainkan ponsel segera mematikannya. Pemuda itu melambaikan tangan kearah gadis tersebut. "Sini."
Dihari Sabtu seperti ini, anak STONE memang memutuskan untuk latihan bersama. Agar skill mereka tak terhapus karena kesibukan. Jika ada yang bertanya, mengapa Jesslyn dan Landra terlihat dekat? Karena Landra dan Jesslyn saling mencintai. Tetapi, hingga saat ini mereka berdua tak pernah official. Alasannya mereka tak mau semua penggemar STONE terpecah karena official antar anggota.
Jesslyn duduk disebelah Landra.
"Jangan terlalu capek Jess, ada gue yang selalu ada buat lo," ucap Landra sendu.
Jesslyn menggeleng, "Cukup Lan, jangan kayak gini."
"Gue pengen, ada sebutan kita diantara gue sama lo." Setelah mengucapkan itu, Landra merengkuh tubuh Jesslyn. Mendekapnya lembut namun erat, seakan Jesslyn akan hilang jika tak ia genggam.
Jesslyn membalas pelukan Landra dengan membenamkan wajahnya di dadaa bidang Landra. "Gue juga Lan, tapi keadaan yang nggak berpihak."
Landra memejamkan matanya dengan mengelus rambut Jesslyn dan sesekali mengecup puncak kepalanya dalam. "Gue sayang lo, bahkan gue cinta lo." Ia terlalu takut kehilangan Jesslyn, begitupun sebaliknya
Jesslyn menggeliat dipelukan Landra, mencari kenyamanan dari orang yang ia cintai.
***
Siang ini Alvaro dan Zelin tengah berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan dengan Alvaro yang merengkuh pinggang istrinya posesif.
"Pa, rapet banget sih kalau jalan." Zelin berdecak sebal dengan suami posesifnya.
Alvaro hanya meliriknya sekilas, "Sini, nanti ilang lagi kamu." Ucapnya dengan menggandeng tangan Zelin membuat sang empu mendengus.
Bruk!
Seseorang menabrak Zelin membuatnya hampir terjungkal jika saja Alvaro tak menahannya
"Nyonya, maaf saya tidak sengaja," ucap orang tersebut ketakutan.
Zelin menoleh kearah orang yang menabraknya. "Tidak nak, saya juga salah."
"Sekali lagi maafkan saya Nyonya, saya ceroboh," terang gadis tersebut dengan menunduk. "Saya permisi."
"TUNGGU!!" Panggilan Zelin membuat gadis tersebut berhenti.
"Iya Nyonya apa ada yang sakit?" tanya gadis tersebut sopan.
"Kamu sudah bekerja?" tanya balik Zelin saat melihat baju yang dikenakan gadis tersebut.
Gadis tersebut mengangguk. "Iya Nyonya, saya bekerja paruh waktu."
"Sudah lama kamu bekerja disana? Saya tidak pernah melihatmu?"
Zelin menanyakan hal tersebut karena membaca bordir di baju yang bertuliskan 'Dems Resto and Cafe'
"Saya baru, Nyonya," jawab gadis tersebut sopan.
Zelin mengangguk, "Selamat bergabung."
***
"WOI ELAH OPER GUE SINI!"
"HEH PESUT, LO KAN TIM LAWAN!"
"SINIIN BOLANYA!"
"KALIAN MAU LATIHAN ATAU MAU NGOBROL!!!" teriak Coach saat melihat kedua tim malah mengobrol di tengah lapangan.
Landra dengan headband hitam nya memasuki lapangan, "Ayo latihan yang serius."
"Ahhh a'a Lanlan, Riel gemes deh," ucap Riel manja dengan mengedipkan sebelah matanya.
Landra bergidik ngeri melihat wajah Riel seperti bernafsu, lalu menengok kearah tribun dan mendapati gadisnya sedang tertawa. Landra mengedipkan sebelah matanya saat melihat Jesslyn tersenyum kearahnya dan dibalas senyuman manis olehnya. Sontak perlakuan Landra membuat seluruh perhatian penonton mengarah kearahnya
Alandra jangan senyum dong
Alan senyum sama gue njir
Pede banget lo siti
Aku fakgirl Landra fakboi kita sesama fak jadinya cocok
Huuuuuu
Landra tak menggubris ocehan makhluk tak kasat mata disamping lapangan yang sedari tadi berteriak karena fokusnya hanya kepada gadis yang sekarang sudah menjadi miliknya.
Miliknya?
Ya, Landra sudah memutuskan menjalin hubungan dengan Jesslyn. Mereka sudah tak mempedulikan haters yang protes saat mengetahui ketua dari STONE telah sold out.
Setelah satu jam berlatih, kini mereka tengah duduk ditengah lapangan dengan sesekali bergurau.
Jesslyn yang sedang di tribun langsung turun membawa tas serta minuman untuk Landra
"Landra," panggil Jesslyn pelan.
Landra yang merasa terpanggil pun menoleh, "Hai, sini." Panggilnya dengan menarik pergelangan tangan gadisnya.
Jesslyn membukakan botol tersebut dan memberikan kepada Landra. "Makasih."
"Woi, kulprin sok manis bener gayanya," bisik Riel kepada Kenand yang berada disebelahnya.
Kenand mengangguk. "Kenapa nggak daridulu aja mereka pacaran."
Riel berdecak, "Kalau daridulu, emang lo mau kena virus uwuphobia?"
"Gue denger," ucap Landra datar dengan mata menajam.
Riel dan Kenand menelan salivanya susah payah saat melihat aura dari iblis berwajah manusia tersebut.
"Ampun hehe ..." cengir mereka berdua.
"Alandra," panggil seseorang dengan nada manja.
Landra yang sedang berbincang dengan sahabatnya pun melirik malas dan acuh terhadap orang tersebut.
Gadis tersebut geram karena diacuhkan dan matanya melirik kearah Jesslyn yang sedang bermain ponsel, "Heh, lo ngapain deket sama anak STONE?"
Jesslyn yang merasa pertanyaan tersebut ditujukan untuknya pun menatap malas. "Apa urusan lo? Apa lo kurang info?" Apa gadis tersebut bodoh hingga tak mengetahui bahwa Jesslyn anggota inti dari STONE?
"Lo—”
"Apa? Lo kira gue cewek lemah?" balas Jesslyn menantang.
Mereka semua yang ada disana hanya memandang karena semuanya tau bahwa Jesslyn tak suka dibantu jika keadaan tak mendesak.
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Jesslyn membuatnya memerah. Jesslyn mendecih sinis.
Bugh!
Satu bogeman mendarat di perut Ailyn. Pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Jesslyn.
"Berani banget lo sama gue..aarrggghhh ...!!!" ucap Ailyn dengan menahan sakit.
Jesslyn mendengus, "Nggak ada kata takut dalam kamus anak STONE!"
Ditengah rasa sakitnya, Ailyn masih sempat kepo dengan Jesslyn, "Emang lo siapa nya mereka sih?"
Jesslyn mengulurkan tangannya, "Jesslyn Marcella, Fightnemos dari STONE."
"Alah, selain ganjen ternyata lo tukang boong."
Bugh!
Bugh!
Krek!
"Arrrgggghhhhh!!!" teriak Ailyn saat Jesslyn membabi buta dirinya.
Landra dan lainnya yang mengetahui adanya pertengkaran segera memisahkan
"JESSLYN UDAH!!!"
Teriakan Riel membuatnya berhenti. Memang itu kelemahan Jesslyn, tak dapat berhenti jika sekali melayangkan pukulan.
Dengan nafas memburu, Jesslyn masih berusaha menetralkan emosinya.
"WAH ADA MANGSA NIH, SIAPA YANG JADI ALATNYA JESSLYN KALI INI."
Ucapan seseorang yang baru memasuki lapangan membuat semuanya bungkam. Penasaran karena sang Queen sudah membuka peperangan, sepertinya.
Alun merapatkan diri kearah orang yang sedang melingkari seseorang, "Oh ini kenapa pipinya merah?" tanya Alun sambil meneliti Ailyn dari atas sampai bawah. "Looser!" Lanjutnya.
"SEMUA KARENA CEWEK GANJEN ITU!" teriak Ailyn dengan menunjuk Jesslyn yang mukanya memerah padam.
Alun mengikuti arah telunjuk dari sampah dihadapannya, "Maksud lo Jesslyn? Ganjen sama siapa dia?" Alun pura-pura tak tahu. Padahal dia sudah melihat semuanya.
"Dia ganjen sama cowok gue Alandra," jelas Ailyn dengan percaya diri.
"HAHAHAHAHA ... Landra? Cowok lo?" tanya Alun dengan mengusap dagunya. "Bahkan, gue ngelihat nama lo doang di daftar KK udah nggak sudi. Apalagi ngelihat wajah lo setiap hari dirumah Demon? Yang ada, sebelum itu terjadi udah gue pastikan lo ketemu sama yang namanya akhirat." Lanjut Alun dengan menatap tajam Ailyn.
Ailyn tertawa renyah, "Gue juga nggak butuh persetujuan dari lo."
Alun menatap orang dihadapannya dengan tatapan mengejek, "Lo nggak butuh persetujuan, gue juga nggak bikin pertanyaan tuh. Karena yang gue ucapin adalah pernyataan. Otomatis nggak bisa dibantah."
Skakmat! Ailyn bungkam. Bicara dengan Alun tak bisa menggunakan otak dengan IQ rendah. Karena Alun adalah orang yang otoriter.
Dengan rasa malu yang membuncah, Ailyn meninggalkan lapangan diiringi dengan sorakan penonton yang sedari tadi menyaksikan perdebatan tersebut.
"SAMPAH!"
***
Sore ini, mereka sedang bersantai di markas. Ada yang sedang tidur, ada yang sedang berlatih.
"Siapa mau war sama gue? Gabut nih," ajak Jesslyn menatap satu persatu temannya.
Ardo bangkit berdiri menghampiri Jesslyn. "Ayo, serang dulu."
Jesslyn membuat kuda-kuda terlebih dahulu saat Ardo dihadapannya. Landra yang melihat hal tersebut tak merasa khawatir. Karena, Jesslyn salah satu tukang pukul terbaik di geng mereka.
Bugh!
Satu tendangan kaki melayang kearah perut Ardo dan dapat langsung ditangkis sang empu.
Bugh!Bugh!Bugh!
Tiga tendangan telak membuat Jesslyn berguling dengan sudut bibir yang sedikit robek.
"Sialan lo Ar, nggak ancang-ancang dulu asal tendang aja lo!" sungut Jesslyn saat bangkit dari tempatnya.
Ardo terkekeh, "Bukannya udah biasa Jes? Bahkan biasanya lebih dari ini."
Jesslyn memutar bola matanya malas, "Gue masih ambil nafas b**o!"
Ardo mundur, sekarang giliran si datar Rio yang maju.
Bugh!Bugh!Bugh!Bugh!
Pukulan bertubi-tubi didapatkan Rio yang posisinya belum sempat menangkis.
"b*****t, gue baru masuk ring udah lo hajar," sinis Rio tetapi masih menampilkan wajah datarnya.
"Gue mau," ucap Celine datar. Sifatnya 11 12 dengan Rio.
Kenand terpingkal, "Rio sama Celine kalau war gimana ya? Masa cuma tatap-tatap an doang."
"Eh iya, dua orang itu kan lebih cocok jadi manequeen," sambar Riel dengan wajah yang polos.
"Lo duluan Cel," perintah Rio agar Celine memberikan pukulan.
BUGH!
BUGH!
Celine memberikan bogeman tak langsung bertubi-tubi, karena dia tak terlalu menyukai strategi yang gampang dibaca oleh lawan.
BUGH!BUGH!
Pukulan membabi buta yang dilakukan oleh Rio dapat dibaca oleh Celine, "Bisa gue baca, cara lo ngehajar lawan."
Rio mendengus saat Celine mengeluarkan kemampuannya membaca gerak-gerik tubuh seseorang.
Sementara itu, Alun tengah tertidur di sofa tepat berseberangan dengan anak STONE yang sedang berlatih
"Alun mana?" tanya Landra saat menyadari tak melihat Adiknya.
Ardo yang menggerakkan kepalanya pun berkomentar, "Tuh orang kebiasaan banget tidur, andaikan markas diserang pasti dia dulu yang gugur."
Plak!
"Ngomong macem-macem lagi gue iris itu mulut," ancam Landra lalu menghampiri Alun yang terlentang di sofa.
"Dek, bangun," panggil Landra saat berjongkok di hadapan Adiknya yang tertidur.
Karena tak bangun, Landra mengecupi seluruh wajah Adiknya hingga sang empu menggeliat
"Kakak?" panggil Alun dengan suara serak.
"Ayo pulang, udah sore," ucap Landra lembut dengan menyeka keringat di dahi Adiknya.
"Ngantuk," rengek Alun dengan mata masih terpejam.
Landra menghela napasnya dan menggendong Alun di punggungnya.
"Aku pulang dulu ya," pamit Landra dengan mengecup pelipis Jesslyn saat berada dihadapan gadisnya.
Jesslyn tersenyum. "Hati-hati."
"Kayaknya gue perlu ke dokter nih!" ucap Riel dengan sedikit berteriak.
"Kenapa lo?" tanya Kenand penasaran.
"Gue terserang penyakit uwuphobia karena lihat ketua yang daritadi romantisan mulu," celetuk Riel dengan melirik Landra.
"HIYAAAA."
"HAJAR KETUA."
"AYO WAR."
"SIALAN LO SEMUA!" ketus Riel melihat temannya yang menyoraki.
Landra yang sedang menggendong Alun melirik Riel "Besok minggu ya, gue tunggu lo di lapangan."
"HAHAHAHAHA ....!!!" Sontak semuanya tertawa melihat wajah pucat Riel.
***