6. Latihan Perdana

1670 Kata
Saat ini Alun beserta para sahabatnya tengah berada di kelas, melangsungkan kegiatan bergosip karena kebetulan tidak ada guru yang mengajar. Sementara Stoneji sibuk dengan obrolannya, Agnes justru terlalu larut bersama buku bacaannya. Melihat itu, Jesslyn memutuskan untuk menghampirinya. “Nes, jadwal kita semua latihan bela diri nanti ya sepulang sekolah. Sekalian ke markas juga,” ucap Jesslyn seraya meminum boba kesukaannya. Agnes yang tadinya membaca buku, langsung mengalihkan perhatiannya pada Jesslyn. “Aku pulang dulu, ya, ambil baju ganti.” Grace yang sedari tadi sibuk bermain game langsung mengibaskan tangannya. “Nggak usah, pakaian udah disediain disana. Kita tinggal latihan aja,” sambar Grace lalu kembali fokus kepada ponselnya. Agnes menggaruk pelipisnya bingung. “Maksud kamu bagaimana?” Celine yang merasa gabut pun menimpali. “Di markas semua udah disediakan. Apapun bahkan ada kamar juga disana.” Meskipun bingung, Agnes tetap saja mengangguk. Toh semuanya akan jelas nanti. Jadi dia tidak perlu berpikir terlalu banyak. Riel mau gak jadi cowok gue Alandra ganteng banget aaaaaaa Ardo dingin dingin hot Maksudnya gimana tolol Suara teriakan histeris membuat kelima gadis yang sedang mengobrol tersentak kaget. Memang para cowok-cowok berstatus sahabatnya itu suka sekali memancing keributan. “HALLO, STONE HERE!!” Teriakan melengking itu membuat Celine memutar bola matanya, dia jengah mendengar suara itu. “Makan,” titah Landra datar sambil menyerahkan sekotak makanan dari resto terkenal kepada Jesslyn. “Aku u—” “Makan, Jesslyn Marcella,” perintah Landra datar dengan penekanan. Mau tak mau dan dengan sangat terpaksa Jesslyn menyantap makanan tersebut seraya mengerucutkan bibir. Tanpa disadari sedari tadi Landra tersenyum tipis melihat wajah Jesslyn yang terlihat menggemaskan. Setelah melihat Jesslyn makan, tanpa sepatah kata pun Landra meninggalkan kelas tersebut membuat semuanya heran. Sepertinya ada suatu hal yang membuat sikap Landra seperti itu. “Kenapa si Landra?” tanya Grace penasaran. Merasa aneh dengan tingkah sahabatnya yang satu itu. Alun mengedikkan bahunya. “Lagi dapet mungkin.” “Eh, kita beliin pembalut yuk? Kasihan nanti si bos bocor,” saran Riel khawatir sekaligus memperlihatkan kebodohannya. Rio yang sedari tadi mendengarkan pun mendengus kemudian menoyor kepala Riel hingga si empu berteriak. Riel bahkan mengumpat hingga Rio menatapnya tajam. “Apa?” tantang Rio. Jesslyn hanya mampu menatap nanar punggung Landra yang semakin menghilang dari pandangannya, tanpa peduli jika para sahabatnya tengah berdebat. Kamu kenapa, Lan? *** Bel pertanda istirahat sudah menggema di seluruh area sekolah. Para murid berhamburan supaya bisa segera mengisi perutnya yang sedari tadi sudah keroncongan. Bahkan tak jarang mereka juga saling mendorong agar bisa tiba di kantin terlebih dahulu. Grace mengelus perut ratanya yang sejak tadi berbunyi. “Laper gue ...” “Makan, Ace,” ucap Agnes sembari terkekeh karena tingkah Grace. Jesslyn yang baru saja selesai membereskan buku langsung menarik pergelangan tangan Agnes. “Ayo kantin, Nes.” Mereka berlima melangkah bersama menuju ke kantin. Banyak yang saling berbisik melihat penampilan baru dari Agnes. Bagaimana tidak? Mostwanted girl yang biasanya hanya empat orang, sekarang menjadi lima bersama gadis yang biasa mereka sebut ‘si culun' Woi itu cupu gaya baru Bagus deh gak bikin mata minus Setidaknya gak bikin Stoneji malu Pasti dia porotin Alun deh Stoneji yang mendengar hanya memutar matanya malas. Sudah biasa bagi Stoneji menyaksikan manusia bermuka dua seperti mereka semua yang hanya memandang sesuatu karena fisik. “Samain aja,” ucap Alun ketika sudah duduk di kursi tempat mereka berkumpul. “Ayo aku bantu Ace,” tawar Agnes saat Grace sudah bangkit dan berniat menuju stand. Tak lama Landra dan yang lainnya menghampiri STONE yang kini sudah duduk anteng di tempatnya. Alun yang sedang bermain game pun berdecak karena notifikasi pada ponselnya sungguh mengganggu kegiatannya. STONE Family grup 1 (370) Alandra Nichole Nt lthn splg sklh Gabriel Steve Ngomong apa anjing Afandy Gilbert Gue nyerah, gatau bahasa planet Kenand Stins Gue disini mewakili 350++ member mau ngucapin, kita semua gatau apa yg lo ketik @Alandra Nichole Zelo Ferdinand 2 Melisa Tjahjadi 3 Fransiska Abiliena 4 Celine Gracia BACOT, NANTI LATIHAN SEPULANG SEKOLAH! Alunara Nicholia Siap Alun menutup layar ponselnya namun tak membuat dentingan tersebut berhenti dan justru terdengar semakin berisik. “Alun,” cicit Agnes pelan. Alun langsung menoleh ketika mendengar Agnes memanggilnya. “Kenapa?” Agnes sedikit ragu mengungkapkannya kepada Alun, namun dia harus mencoba supaya tidak menjadi beban pikiran. “Apa mereka bakal bolehin aku ikut latihan?” Alun mengangguk mantap. “Mereka nggak pernah nolak siapapun asal niatnya baik.” Agnes menatap haru teman barunya, tak menyangka akan diterima dengan baik. Padahal yang ia tau, STONE tak sembarangan menerima orang. Namun dirinya yang tidak memiliki skill apapun nyatanya bisa terpilih. *** Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring di Dems Internasional School. Sebagian anak STONE telah bersiap dan menunggu di depan gerbang agar dapat berangkat bersama menuju tempat latihan. Dari kejauhan terlihat Alun dan Stoneji sedang berjalan menuju parkiran. Mata Stoneji melihat sebagian anggota telah menunggu di parkiran. Jesslyn langsung berlari saat melihat Landra sedang bersandar di kap mobil dengan pandangan dingin ke arahnya. Dalam hatinya dia terus saja menerka tentang perubahan sifat kekasihnya itu. “Landra,” panggil Jesslyn saat sudah berada di hadapan sang kekasih. Landra hanya menanggapi dengan menaikkan sebelah alisnya membuat Jesslyn diam-diam tersenyum kecut. “LATIHAN HARI INI DI LAPANGAN RUMAH GUE AJA!” perintah Landra dengan sedikit berteriak. “Siap, ketua.” Setelah memberi pengumuman, Landra memasuki mobil tanpa menghiraukan Jesslyn yang menatap miris. Posisi Jesslyn saat ini serba salah, harus ikut atau tidak. Alun yang melihat hal tersebut hanya mengedikkan bahu, tak mau ikut campur urusan Kakaknya meskipun Jesslyn adalah sahabatnya. “Agnes, ayo.” Tak membutuhkan waktu lama untuk berada di jalan, kini mereka semua telah sampai di gerbang Mansion bertuliskan Alvaro's Home. Agnes yang baru pertama kali berkunjung hanya bisa diam mengekor di belakang Alun. Ketika memasuki gerbang utama, terlihat seorang wanita cantik mengenakan dress maroon selutut. Wanita itu masih terlihat begitu cantik meski sudah termakan usia. “Tan—” Ucapan Jesslyn terpotong saat wanita tersebut melewatinya begitu saja. Sudah biasa bagi Jesslyn mendapati sikap dingin dari Mama Alandra. “Hei, kamu yang waktu itu menabrak saya kan?” gurau wanita tersebut. Bukannya menghiraukan Jesslyn, Mama Alandra justru mengajak Agnes berbicara. Landra yang mendengar celotehan itu seketika tersedak minumannya. “Ma? Mama ditabrak sama cupu?” Agnes hanya menunduk karena semua menatap ke arahnya. “Ma—maaf Nyonya, saya tidak sengaja waktu itu.” Zelin tertawa melihat tingkah menggemaskan gadis di hadapannya. Tangannya dengan begitu aktif merangkul bahu Agnes, membuat semua orang yang melihat dibuat tercengang. “Hei, Tante senang bertemu lagi denganmu, cantik. Siapa nama kamu?” “Sa ...” “Ma, kenalin ini Jesslyn yang sering aku ceritain ke Mama,” sela Landra seraya menggandeng Jesslyn untuk diperkenalkan kepada Mamanya. “Sejak kapan Mama mengajarkanmu tidak sopan dengan cara memotong pembicaraan orang, Landra?” tukas Zelin tajam tanpa memperdulikan keberadaan Jesslyn disana. Landra memutar bola matanya malas. “Langsung ke lapangan belakang.” Setelah mengucapkan itu, Landra langsung meninggalkan seluruh anak STONE dan melangkah menuju lapangan. “Tante, kita permisi dulu mau latihan.” Seluruh anak STONE berpamitan kepada Zelin dan melangkah pergi. Di halaman belakang, mereka semua sudah bersiap untuk melakukan pemanasan ringan dan berlari. Setelah selesai, seluruh anggota inti maju ke depan memimpin gerakan untuk anggota lama dan baru yang akan mengikuti latihan. “Gue ambil alih dulu kali ini. Sedikit info, ada tiga anggota baru yang bergabung di STONE. Saat ini total keseluruhan anggota kita yang disebar di Indonesia ada sekitar 3000 lebih.” ucap Jesslyn dengan posisi istirahat di tempat. “9 anggota inti dengan masing-masing tangan kanannya. Tiap lokasi memiliki wakil squadran yang akan berhubungan langsung dengan pemimpin squadran atau Squadnemos yang tak lain adalah Mario. Dibawah Mario ada masing-masing pimpinan. Sebelum mengambil tindakan, segalanya harus dilaporkan melalui aplikasi milik kita semua. Clickstone adalah aplikasi penghubung yang akan menjelaskan secara detail kepada kita semua jika ada p*********n. Minimal 2 jam sebelum lawan menargetkan kita sebagai pihak jebakan. Selama ini kita baru 2x kebobolan ketika pihak lawan meretas aplikasi kita,” timpal Alun dengan serius. Ia harus menjelaskan tentang aplikasi milik STONE. Agar anggota baru atau lama tak akan celaka karena mengantisipasi segala kerugian yang akan datang. Otak cerdik yang mereka semua miliki membuat anak-anak STONE jarang sekali celaka. “Jika ada kegagalan sidik jari atau e-PIN ketika mendaftar, segera laporkan ke anggota inti agar data kalian bisa di verifikasi. Itu juga untuk kepentingan kalian semua. Karena jika data kalian tidak bisa di verifikasi, bala bantuan ataupun info p*********n tidak akan bisa kalian terima. Serta perlu mengingat waktu untuk mengupgrade data baru setiap 3 bulan terhitung kalian terakhir melakukan pengecekan.” sambar Landra memperingati. Ia tak mau anggotanya ceroboh dan membahayakan diri mereka sendiri mengingat jika upgrade aplikasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar. “Untuk siapa yang perlu dihindari sementara hanya Baratayuda, Aerosquad, dan Margarana. Nanti kita akan perlihatkan kepada kalian semua dari bentuk tubuh serta struktur wajah lawan agar kalian dapat menghindar jika keadaan genting. Minimal 50m jarak aman,” jelas Celine datar. Dia tak suka basa-basi. Setelah mendengarkan sedikit info, mereka semua memperhatikan teknik dari anggota inti dan mengikuti gerakan dengan lincah. Tak jarang mereka saling memukul untuk mengecek kekuatan masing-masing. Agnes sedari tadi bergerak dengan sangat aktif dan terlihat gerakannya pun sangat bagus. “Gue mau coba sama Agnes,” seloroh Alun dengan tersenyum sinis kepada Agnes. Agnes bergidik melihat kuda-kuda yang telah Alun siapkan. Dia jadi membayangkan jika wajahnya bonyok karena dihajar Alun. Bugh! Pukulan pertama dapat ditangkis oleh Agnes. Semua yang melihat terpana karena untuk pemula, Agnes sangatlah hebat dilihat dari gerakan dan caranya menangkis lawan. “Serang beruntun,” titah Alun tegas. Agnes mempersiapkan kuda-kudanya. Meskipun Alun memiliki jabatan di STONE, Agnes tak bisa mengalah begitu saja. Bugh! Bugh! Bugh! Alun bersorak saat serangan Agnes dapat ia tangkis. “Ayo Nes, lebih keras!” sorak mereka yang menyaksikan. Bugh! Bugh! Bugh! Bugh! Empat serangan telak membuat Alun mundur beberapa langkah. Tenaga Agnes kali ini sangat mengerikan. Bahkan untuk tenaga gadis cupu seperti itu sangatlah bagus. “Good job, Agnesia,” puji Alun dengan seringai. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN