Hatiku Tersakiti “Pak, aku sudah melakukan apa yang kamu minta dan aku sudah menjalani hukuman yang kamu berikan padaku, apa masih kurang?” tanyaku dengan suara lemah, jujur hatiku sangat sedih jika membahas tentang bayi yang aku kandung. Tetapi aku mencoba bersikap tegar di depan Farel, walau sebenarnya hati ini terasa di tusuk-tusuk ribuan jarum. Farel kembali diam, ia duduk menatap kosong ke arah pohon. Tidak ingin berharap banyak pada Farel, aku memilih berjalan . “Kamu mau kemana? hati-hati jalanan ini licin” “Aku akan mencari jalan untuk pulang, jika berhasil, walau kemungkinannya kecil, karena aku tidak tahu bahaya datang dari mana nantinya,”kataku meninggalkan Farel yang masih duduk. “Tetaplah bersamaku, aku akan melindungi mu,”ujar Farel dengan wajah memohon. “Tidak, aku a