Berjalan keluar dari hutan membuatku benar-benar sangat lelah, walau Farel mengajak jalan pelan-pelan, tetap saja, membuat tubuh ini terasa tidak bertenaga. Layaknya orang bunting yang gampang lelah, hal itulah yang aku rasakan saat ini. “Tunggu sebentar,”ujar ku memegang perut ini. “Kenapa, apa kamu merasa sakit?” tanya Farel dengan mata menatap serius. “Iya merasa sakit di bawah sini,” Menunjuk bagian bawah perut, tadinya tidak ingin mengadu padanya, tetapi aku tidak ingin si kecil, mengalami hal buruk, hanya karena keegoisanku. “Tunggu ….” Farel membuka kaos dalam berwarna hitam yang ia pakai. Lalu ia mengikat di bawah perut. “Kamu terlalu banyak bergerak, rahimnya turun,” ujar Farel, aku mengalihkan pandanganku saat ia melihatku dengan tatapan yang tidak bisa aku tebak Tetapi,