Dilarikan ke Rumah Sakit Wajah Farel sangat tegang melihatku kesakitan “Bertahanlah, Nak.” Satu tangannya masih menyentuh perutku, aku bisa rasakan tangan Farel bergetar karena panik, aku tahu, ia merasa bersalah. “Aaaa aku tidak tahan lagi,” ujarku semakinmeremas lengan. “Buka saja kancing celanamu, Rin.” “Tolong cepatlah, aku tidak tahan lagi, aku mengalami kontraksi." “Aku mohon bertahanlah,” ujar Farel. Perjalanan terasa sangat lama, saat menuju rumah sakit, aku melepaskan celana seragam kerja yang aku pakai, memberinya ruang gerak yang lebih luas. Tetapi, sakitnya melebihi orang yang akan melahirkan normal, perut mulas tidak karuan, karena ia terus bergerak gelisah. Kini aku hanya menggunakan celana dalam berwarna hitam, aku tidak memikirkan rasa malu lagi di depan Farel. Ya