Pada saat malam kedua, aku kembali datang mengetuk kamar Eyang, berharap wanita tua itu, menerimaku di kamarnya, tidur sendirian di kamarku malam itu, membuatku merasa semakin sedih. Jadi, aku memutuskan, memberanikan diri mengetuk pintu kamar Eyang. Tok, tok ….! "Iya masuk," suara orang tua terdengar dari kamar. Aku masuk membawa bantal, kedua alisnya terangkat ke atas saat melhatku datang. "Eyang ... aku tidur di sini, ya, aku takut tidur di kamarku sendirian," ucapku mengelus perutku yang buncit. Tiba-tiba wajahnya menurun, menjadi tatapan yang lembut, mungkin ia tidak tega melihatku tidur sendirian dalam keadaan hamil. "Baiklah," ucapnya, akhirnya mengalah. "Terimakasih Eyang," aku memeluk tubuh tuanya dengan senang, baru kali ini, aku merasa sangat nyaman di depan orang lain. M