゚☆ 。 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ׂׂૢ་༘࿐
゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆
゚☆ 。 ┊ ┊⋆ ┊ . ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊
゚☆ 。 ┊ ┊ ⋆˚ ┊ ⋆ ┊ . ┊
゚☆ 。 ✧. ┊┊ ⋆ ┊ .┊ ⋆
゚☆ 。 ⋆ ★ ┊ ⋆ ┊ .
゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ .
゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚.
゚☆ 。 H A P P Y R E A D I N G
゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚.
" Rum, Raksa mana, ya? "
Aku yang baru saja sampai di kelas selesai menghabiskan waktu bersama Argen … Ah, buku aku di taman tentunya bingung dengan pertanyaan mendadak dari Lia. " Kok tanya gue? Ada apa emang? " tanyaku heran.
" Karena lo yang sering dia cari. Abis gue sampein pesan dari bokapnya, dia marah, emosi gitu, terus pergi. Gue sebagai tetangganya aja bingung sama kelakuan tu bocah. Padahal kan bokapnya cuma titip pesan nanti jangan lupa pulang lebih awal karena ada tamu spesial. " Lia, seperti yang dia ucapkan tadi, dia adalah tetangga Raksa. Rumah mereka hanya tersekat oleh 1 rumah orang lain. Dia memang sering dititipi pesan oleh ayah Raksa. Mungkin, orang akan menilai karena Raksa malas untuk membuka handphone atau membaca pesan dari ayahnya.
Tapi aku tahu sebetulnya apa yang terjadi pada Raksa dan ayahnya itu. Aku tahu kalau Raksa memang menghindari ayahnya. Mungkin setiap dia teringat tentang ayahnya, kepalanya seakan langsung memberat. Pusing dan tak ingin memikirkan sosok tulang punggung keluarga itu lagi.
Jika mendengar reaksi Raksa dari ucapan Lisa, bisa aku prediksi, Raksa marah besar dan teramat kecewa. Aku tahu, tamu spesial yang ayahnya maksudkan adalah bukan orang biasa. Melainkan calon ibu tirinya.
Aku bergerak cepat meletakan buku yang tadi aku bawa ke taman di atas meja. Menepuk bahu Lia yang mungkin masih bingung dengan apa yang terjadi. "Thanks, Lia. Gue kayaknya tau dia di manaa, " ucapku pada Lia.
Gadis berkacamata itu hanya mengangguk pelan padaku dan membiarkan aku keluar dari ruangan kelas.
Kaki pendek ku terus bergerak cepat. Melangkah, mrlanagkah, dan melangkah. Berlari cepat menuju ruangan yang aku yakin Raksa pasti ada di sana. Ruangan di gedung pojok. Pintunya terbuat dari kaca. Aku membuka pintu itu dengan pelan dan masuk ke dalam dengan buru - buru. " Raksa!! " teriak aku meneriakan orang yang sedang aku cari.
" Raksa!! " teriak aku lagi. Aku mulai mendengar suara air yang berdecak. Terdengar seperti kolam renang di ruangan ini sedang dipakai. Aku pasti tidak salah kita, ya, itu pasti Raksa. " Raksa! "
Akhirnya, aku melihat sosok sahabat yang aku cari itu. Dia berenang dengan cepat, bolak balik, namun seperti tidak ada niatan untuk berhenti. " Raksa, please, stop! Ini gue Aurum! " Meski Raksa memang hobi berenang, namun aku benar - benar khawatir akan dirinya yang menghabiskan tenaga untuk meruntuhkan emosinya.
" RAKSA!! STOP, NTAR LO MIMISAN LAGI! "
Bagaimana pun, Raksa sudah menjadi sahabatku. Seluk beluknya telah aku ketahui. Amarahnya, kesehatannya, aku peduli akan segala hal tentang cowok itu. Aku tahu dia berenang tanpa henti juga memiliki arti sedang mencoba melukai diri sendiri. "RAKSA, GUE MOHON TENANGIN DIRI LO! " Kau coba lebih mendekati kolam renang itu. Agar Raksa semakin mendengar suaraku.
"Raksa!!! Tolong kendaliin diri --- "
Byurr
Naas, bukannya aku berhati - hati juga, justru aku malah terpeleset dari tepi kolam dan berujung masuk dalam kolam renang itu. Masalahnya adalah … Aku tidak pandai berenang!
"Rumm!!"
Beriringan dengan suara tanganku yang terus menepuk air, suara Raksa mulai terdengar di telingaku.
。・ : * : ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚☆ 。 ・ : * : ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚ ・ : * : ・ ゚ ★ ,。 ・ : * : ・ ゚ ☆ ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚
☆ 。 ・ : * : ・ ゚ ★ ,。 ・ : * : ・ ゚ ☆ ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚
゚☆ 。 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ׂׂૢ་༘࿐
゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆
゚☆ 。 ┊ ┊⋆ ┊ . ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊
゚☆ 。 ┊ ┊ ⋆˚ ┊ ⋆ ┊ . ┊
゚☆ 。 ✧. ┊┊ ⋆ ┊ .┊ ⋆
゚☆ 。 ⋆ ★ ┊ ⋆ ┊ .
゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ .
゚☆ 。
゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚.
゚☆ 。 S E E Y O U I N T H E N E X T C H A P T E R ! ! ! !
゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚..