39. Siapa Namamu, Nak?

1052 Kata

Beberapa jam sebelum kedatangan Reygan. “Aku bisa memaafkan mereka yang tiba-tiba mengambil alih meetingku bersama klien. Tapi untuk proyeknya, mau tidak mau ... mereka harus memberikan semua itu padaku.” Reyhan duduk pada kursi berputar di kantornya sambil menatap view perkotaan dari jendela lebar tersebut. Seorang pria lain dengan tubuh tinggi dan kacamata yang bertengger di tulang hidungnya hanya berdiri sambil mendengar semua ucapan Reyhan. “Kau sudah memastikan jika mereka tak akan membatalkan investasi pada proyek tersebut, kan, Wiliam?” tanya Reyhan pada pria di sampingnya tersebut. Sambil mengangguk pria itu menjawab, “Sudah saya pastikan, Tuan. Karena hanya proyek kita satu-satunya mega proyek yang akan bekerja sama dengan pemerintah dan meminjam teknologi dari mereka. Mer

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN