"Kenapa?" Venia pun tak kalah bingungnya seperti halnya David. Lelaki itu sangat khawatir, sedangkan dirinya sedang baik-baik saja. David hanya bisa menatap lekat pada gadis pemilik manik mata kecoklatan itu. Berarti memang benar dugaannya bahwa ada sesuatu yang tidak dia ketahui di sini. "Kau benar-benar tidak tahu apa yang terjadi?" Alis hitam tebal itu kini saling bertaut. Venia menggeleng. "Aku memang benar-benar tidak mengerti apa yang kau maksud, David." Venia bersandar pada pembatas balkon. "Apa kau mengingat sesuatu, yang sebelumnya terjadi, sebelum tertidur?" Gadis itu melengkungkan bibir seperti bulan sabit. Sambil menggeleng rambut pendeknya ikut bergerak ke sana dan ke mari. Kemudian ia mencoba mengingat-ingat sesuatu. Kelebatan Senna tiba-tiba terlintas di pikiranny