"Aaaaa!" Mereka berdua terkejut saat Venia berteriak cukup nyaring. Gadis itu seperti seorang yang sedang setelah kerasukan mahkluk halus tak terlihat. Kedua pria menyunggingkan bibir setelah mendengar teriakkan Venia. Kemudian salah satu dari mereka menyeringai sambil berkata, "Akhirnya kau mengeluarkan suara, itu berarti selama ini kau bohong, bukan?" Pintu ruangan itu tiba-tiba dibuka oleh Mark di sana. Ternyata ini semua adalah rencana pria itu. Apa maksudnya? Kenapa melakukan ini semua pada Venia? Setelah menyadari kehadiaran pria berusia empat puluh tahunan itu Venia terdiam. Menahan geram sambil menatap tajam kedua tangannya mengepalkan tangan. Sebegitu kesalnya dengan pria berbadan besar memakai kaos hitam itu bahkan napas Venia naik turun darahnya memanas naik ke kepala.