Untuk kesekian kalinya, Ardika selalu diperintahkan untuk melakukan hal-hal yang tidak ia sukai. Seperti halnya kini, anak kecil itu sedang melakukan push up sampai seratus kali. Namun sayangnya, ia baru memasuki hitungan ke dua puluh lima berhenti. Masih jauh dari target yang disuruh oleh Tuan Albern. Sebab otot-ototnya terasa lelah bahkan perutnya nyeri. Ia membanting tubuhnya di atas rerumputan seiring napas yang terengah-engah. Ia butuh minum untuk membasahi kerongkongannya yang mengering. Atau mungkin makanan bisa dia gunakan untuk asupan, pagi tadi ia hanya makan telur mata sapi setengah matang. Setelah melakukan push up kini merasakan perutnya keroncongan. Sehingga membuat Ardika memegangi perut yang berbunyi, itu semua karena sejak semalam tidak makan dengan benar, sayur-s