POV Mahfud jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, namun perjalanan kami belum juga menemukan titik terang. Aku menghampiri setiap petugas SAR yang ku temui di sepanjang sungai yang dilewati oleh mobil yang ku tumpangi. Namun, kabar tentang Farah belum juga ku dapatkan. Aku gelisah, khawatir, kecewa semua bercampur jadi satu dalam diriku. Aku menatap sendu ke arah istriku yang duduk di kursi kabin penumpang melalui kaca spion tengah. Aku takut tidak bisa lagi bertemu dengan anak bungsuku. "Yaa Tuhaaann, kenapa harus aku yang mengalami ujian seperti ini?" Keluhku dalam hati sambil menatap jalanan yang lengang. Ya, begitulah manusia. Lebih suka mengeluh daripada mengintrospeksi diri kenapa hal-hal yang tidak mengenakkan kerap menghampiri. Mungkin, aku adalah salah satu manusia yang suka men
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari