“Kenapa gue bisa bikin rencana masa depan lo gagal?” Langkah gadis itu terpaksa memelan, dia sangat mengutuk kenapa Ilham masih harus menanyakan hal yang begitu jelas? Sialan sekali, apa semua ini belum akan tuntas jika Icin belum mempermalukan dirinya di depan cowok itu? Mengakui sendiri bahwa ia dengan bodohnya telah menyimpan rasa? “Noleh ke gue bisa ga, Cin? Kenapa lo malah diam disitu?” pinta Ilham pada calon korban keposesifannya setelah Solene. Siap-siap aja lu Cin. “Ya karna lo kaya emosinya tuh beda gitu, ham.. Kaya-” “Kaya apa?” Icin berdecak dan menghadap pada Ilham. Ia tengah merasakan perpaduan malu dan marah. “Buat apa lo nyari tau apa yang lo udah tau pasti?” tanya Icin dengan wajah merah. Dimas mana sih? Di bagian Ilham, ia bingung, kenapa pertanyaannya juga dibala