*Tapp…!!
*Woooshhhh…!!
Sage Agung Serigala Putih yang bergerak memijak udara untuk memanjat langit, akhirnya sampai pada lokasi tujuan. Sebuah kapal perang raksasa dimana melayang dengan begitu megah, gilang gemilang dalam pancaran semburat cahaya emas.
*Tapp…!!!
*Bammm…!!!
Sang Sage melakukan pendaratan pada dek kapal perang, sebelum dengan santai melempar tubuh Tiankong yang sedari tadi ia jinjing.
"Wahhh… Sejujurnya ini sangat tak terduga! Mengejutkan bahkan untuk diriku! Kau mengangkat murid?"
Sage Agung Penjelajah Realm yang sudah menunggu diatas dek, segera bertanya sembari memasang raut wajah penuh minat. Berjalan mendekati Tiankong.
"Hei bocah…! Kenapa masih tiduran? Kau pikir sedang dalam perjalanan tamasya?" Ucap Sage Agung Penjelajah Realm, menendang-nendang tubuh Tiankong yang saat ini sedang dalam posisi rebahan menatap langit.
"Diam…! Aku sudah cukup kesal harus berhadapan dengan Master seperti orang itu! Kini, jangan bilang akan ada seorang pria tua tambahan berada di sekitar!" Dengus Tiankong.
"Ohhh… Mulut yang cukup tajam! Terlebih, sikap tak tahu sopan yang sungguh bernyali! Kau berani tetap rebahan seperti itu saat sedang berhadapan dengan dua orang sosok Sage Agung?" Tanya Sage Agung Penjelajah Realm. Meskipun jelas mengucapkan kalimat sedikit mengancam, tapi nada bicara pria ini justru terdengar penuh minat.
"Kau berfikir terlalu jauh!"
Sage Agung Serigala Putih, tiba-tiba menyahut.
"Bocah itu bukannya bernyali atau apa, dia cuma tak mampu berdiri! Sepenuhnya tertambat oleh Pedang yang ada di punggungnya!" Lanjut Sage Agung Serigala Putih.
"Tertambat pada pedang? Pedang yang ini? Hahahahha….!" Tanya Sage Agung Penjelajah Realm, seketika memasang wajah cerah, tiba-tiba meraih gagang Pedang Penghukum Neraka untuk kemudian, mengangkatnya tinggi-tinggi hanya dengan satu tangan.
Tentu juga bersama tubuh Tiankong ikut terangkat naik.
"Heii…!!! Turunkan aku!"
Segera merasa tak terima karena seolah dijadikan mainan, Tiankong membentak marah.
"Ohhh… Santai saja! Kenapa marah-marah begitu? Aku cuma sekedar ingin melihat dengan jelas!" Balas Sage Agung Penjelajah Realm.
"Cukup meminta secara sopan, aku pasti dengan ramah menurunkanmu!"
"Untungnya aku adalah orang dengan karakter yang cukup santai! Jadi meskipun kau dari tadi bersikap seperti tak tahu sopan santun, tetap pria bersahaja ini akan memenuhi permintaanmu!"
"Kau ingin turun bukan?"
Sage Agung Penjelajah Realm, menutup kalimat dengan melempar pertanyaan.
Pertanyaan yang jelas hanya buah bibir semata, karena tepat setelah ia melontarkan pertanyaan tersebut, tanpa menunggu jawaban apapun dari Tiankong, Sage Agung Penjelajah Realm, melepas genggaman pada gagang Pedang Penghukum Neraka.
*Baaammmm…!!!
Pedang Penghukum Neraka jatuh, untuk kemudian membuat Tiankong kini terjerembab, bukan kembali pada posisi rebahan, justru berada dalam posisi memalukan, tengkurap mencium lantai dek Kapal Perang. Sepenuhnya tertekan oleh bobot pedang raksasa yang terikat di punggungnya.
"Wahhh… Posisi tiduran macam apa lagi itu? Ahhahahhaa…!" Sage Agung Penjelajah Realm, tertawa lantang. Tampak begitu puas.
"Hmmmm… Berhenti main-main!"
Yang membalas kata-kata Sage Agung Penjelajah Realm, itu adalah Sage Agung Serigala Putih.
Sementara Tiankong sendiri, tak mampu bahkan untuk membuka mulut. Seluruh bagian wajah, benar-benar menempel erat lantai dek kapal pedang raksasa.
Berakhir hanya bisa menyimpan semua kekesalan serta rasa frustasi dalam hati.
"Oe…! Apa spesialnya anak ini hingga membuat dirimu yang tak pernah mengangkat seorangpun menjadi murid resmi, kini merubah kebiasaan?" Tanya Sage Agung Penjelajah Realm. Mempertahankan lirikan penuh minat pada Tiankong.
"Itu bukan urusanmu! Lagipula, bukankah kau ada beberapa hal penting yang harus segera di urus?" Sage Agung Serigala Putih, menjawab pertanyaan Sage Agung Penjelajah Realm, dengan balik bertanya.
"Hmmmm….! Hal-hal merepotkan macam itu, sudah kukatakan dari awal, suruh orang lain saja!" Balas Sage Agung Penjelajah Realm, memasang raut wajah enggan.
"Siapa kau pikir akan cocok? Itu jelas hanya kau yang memiliki peluang paling bagus! Aku tak bisa menyerahkan hal penting macam ini pada orang lain!" Dengus Sage Agung Serigala Putih.
"Hahhhh… Aku tau kau hanya berusaha mengusirku!" Dengus Sage Agung Penjelajah Realm balik.
"Akan kuselesaikan dengan cepat, agar bisa segera kembali untuk mengganggumu! Lagipula, ini akan memberi warna berbeda dengan adanya mainan baru!" Ucap Sage Agung Penjelajah Realm. Mainan baru yang ia sebut, jelas merujuk pada Tiankong.
"Hahahahha… Seorang murid ya… Aku sungguh penasaran bagaimana orang sepertimu, akan memberi pelatihan! Mengingat di awal pertemuan, kau bahkan sudah melakukan hal-hal macam itu padanya! Hahaha…!" Lanjut Sage Agung Penjelajah Realm.
Entah kenapa begitu bersemangat menyambut kehadiran Tiankong. Bersemangat dalam tanda kutip tentunya.
Tepat setelah menyelesaikan kalimat terakhir, dimana ia tutup dengan tawa lantang, sosok Sage Agung Penjelajah Realm, tiba-tiba lenyap.
Menyisakan kini hanya Sage Agung Serigala Putih bersama Tiankong diatas dek kapal perang raksasa.
"Sasi, aku sudah mentransfer koordinat! Kita pergi ketempat yang ditandai!"
Sage Agung Serigala Putih, tiba-tiba berbicara dengan udara kosong.
"Baik tuan…!"
Yang menjawab dari udara kosong, adalah sebuah suara serak, terdengar begitu menyeramkan dan menusuk telinga.
*Wuuungg….!!!
Bersama terdengarnya suara serak, satu dengungan keras, membahana saat Kapal Perang raksasa, tampak mulai menghimpun energi.
*Woooshhhh….!!!
Suara dengungan hanya mereda ketika kapal perang, bergerak cepat menyongsong langit. Terus melaju hingga langit sore yang awalnya berwarna kemerahan, mulai berubah gelap.
*Wuuungg…!!!
Tepat setelah mencapai ketinggian tertentu, suara dengungan kembali terdengar, bersama itu pula, sebuah tabir aneh berwarna keemasan, terbentuk untuk menyelimuti seluruh dek kapal perang raksasa.
Dalam selimut tabir keemasan, kapal perang bergerak semakin cepat. Menembus atmosfer Land of Wild Wolves. Sampai akhirnya mulai sedikit berkurang kecepatannya ketika telah sampai pada langit berbintang.
"Apa kau berencana untuk tetap seperti itu sepanjang perjalanan?" Tanya Sage Agung Serigala Putih. Melirik kearah Tiankong.
*Bammm…!!!
*Bammmm…!!!
Tak terima saat merasa terus dihina, Tiankong menggertakkan gigi-gigi dengan sangat keras, sebelum melakukan gerak menyentak dek menggunakan dua kepalan tinju.
Mengeluarkan seluruh kekuatan tubuh fisik hingga batas maksimal, Tiankong perlahan mulai bisa mengangkat tubuh.
"Sial! Dengan kata lain, jika ingin terus bergerak sembari memanggul Pedang ini, maka aku harus tiap waktu mempertahankan berada dalam kekuatan maksimum tubuh fisik!" Gumam Tiankong. Dimana kini telah berhasil mengambil posisi duduk bersila.
Merasa tertekan dengan situasi yang harus ia jalani, Tiankong mulai mengangkat wajah, hendak bertanya pada Sage Agung Serigala Putih tentang cara terbaik agar bisa cepat menaikkan kualitas tubuh fisik.
Namun, saat pertama mengangkat wajah, raut wajah Tiankong, segera tertegun.
"Master… Ini…!" Gumam Tiankong.
"Seperti kau lihat, kita telah meninggalkan Land of Wild Wolves! Dan yang ada dihadapanmu saat ini, tak lain adalah Lautan Berbintang!" Jawab Sage Agung Serigala Putih.
"Lautan Berbintang? Sebuah ruang kosong yang memisahkan antar dunia dan juga antar realm!" Gumam Tiankong. Sering membaca tentang lautan berbintang pada beberapa buku atau kisah para pahlawan besar.
Kini, melihat secara langsung, nyatanya sungguh jauh berbeda dengan sensasi membaca buku yang sekedar menarasikan. Menyebabkan Tiankong tak henti menyapukan lirikan. Mencoba menangkap hal menarik apapun yang ada di luatan berbintang.
"Sungguh luar biasa! Kita bagai debu di hadapan alam semesta maha luas!" Gumam Tiankong. Saat dapat menduga bahwa ribuan titik kecil berwarna terang yang biasa disebut sebagai bintang, adalah dunia-dunia lain seperti layaknya Land of Wild Wolves tempat ia tinggal.
"Tentu saja! Ada 10.000 dunia di realm kelas rendah! Cahaya redup terjauh! Kemudian, 1000 dunia di realm kelas menengah! Dan pada realm utama tempat kita tinggal, ada 100 dunia!" Gumam Sage Agung Serigala Putih.
"Aku sudah menentukan satu lokasi tertentu sebagai tempat kita nantinya menghabiskan waktu lima tahun pelatihan!" Lanjut Sage Agung Serigala Putih.
"Namun, untuk bisa mengakses tempat tersebut, kita perlu pergi ke sebuah dunia terlebih dahulu! Menemui seorang kawan lama! Karena hanya dia yang mampu membuka jalan menuju lokasi tujuan!" Tutup Sage Agung Serigala Putih.
"Hmmm… Jadi dunia pertama tujuan kita?" Tanya Tiankong, penasaran.
"Demonic Land!" Jawab Sage Agung Serigala Putih.
"Demonic Land? Bukankah itu tempat yang berbahaya? Dunia liar penuh gelombang Mana Kegelapan, yang didalamnya tinggal berbagai jenis Demonic Beast ganas kelas puncak!" Ucap Tiankong. Segera memasang raut wajah terkejut.
"Wahh… Pengetahuan umum yang kau miliki bagus juga!" Tanggap Sage Agung Serigala Putih.
"Tempat itu memang berbahaya bagi sebagian makhluk! Namun tidak berlaku bagi kawan lamaku ini! Demonic Land dengan kepekatan Mana Kegelapan serta para Demonic Beast kelas puncak nya, merupakan taman bermain sempurna baginya!" Gumam Sage Agung Serigala Putih. Memasang senyum tipis sederhana.
"Taman bermain?" Gumam Tiankong. Kini menjadi begitu penasaran dengan siapa sebenarnya sosok kawan lama Sang Master.
"Sasi, tambah kecepatan!"
"Baik Tuan…!"
*Woooshhhh….!!!
Kapal perang raksasa, bergerak dalam kecepatan tinggi mengarungi lautan berbintang.
Bersama dengan itu pula, perjalanan pelatihan Tiankong, dimulai.