Aleeza Rayyan

1008 Kata
Aleeza Rayyan. Gadis pintar yang terlahir dengan berbagai kekurangan di hidupnya beberapa tahun yang lalu kini tumbuh menjadi gadis yang cantik menawan. Sekitar 20 tahun yang lalu, Aleeza kecil diambil oleh pasangan suami istri bernama Eshan Rayyan dan Mila Rayyan dari Panti Asuhan dan menjadikannya sebagai anak mereka.  Eshan sudah menikah dengan istrinya sekitar enam tahun lamanya, tapi mereka belum juga mendapat keturunan. Mereka akhirnya mengunjungi sebuah Panti Asuhan dan melihat anak-anak yang ada di sana. Ketika melihat Aleeza untuk pertama kalinya, hati Mila langsung berdesir. Mata kecil Aleeza berhasil membuat rasa ingin memiliki di hati Mila tumbuh. Dengan kesepakatan keduanya, mereka menjadikan Aleeza sebagai putri mereka.  Sebelum menjadi anak dari Eshan dan Mila, Aleeza mempunyai nama Ajea. Nama itu diganti oleh kedua orang tua barunya dan hingga saat ini ia menggunakan nama itu sebagai tanda pengenalnya. Aleeza yang berarti kegembiraan. Kehadirannya telah membawa kegembiraan untuk Eshan dan Mila. Kehadirannya melengkapi kebahagiaan di rumah mereka. Aleeza sumber kegembiraan untuk kedua orang tuanya.  Dengan penuh kasih dan cinta, mereka membesarkan Aleeza hingga tumbuh menjadi gadis penyayang dan berhati besar.  Aleeza sangat bersyukur sekaligus senang mempunyai orang tua yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia mengetahui fakta bahwa Eshan dan Mila adalah orang tua angkatnya saat berumur 15 tahun. Namun, hal itu tidak merubah apapun. Rasa sayang dan cintanya tidak berkurang sedikitpun setelah mengetahui hal itu. Eshan dan Mila tetap menjadi orang tua kesayangannya.  Kini Aleeza beserta orangtuanya akan pindah ke rumah baru mereka. Rumah itu letaknya sangat dekat dengan kampusnya. Bahkan, bisa ditempuh dengan berjalan kaki.  Aleeza kini tengah membantu mama dan papanya mengangkat barang-barang kecil yang bisa ia angkat ke dalam rumah. Walaupun mereka sudah menyewa jasa angkut barang, bukan berarti mereka akan duduk manis di rumah baru itu. Tidak, Eshan dan Mila juga ikut turun tangan menyelesaikan pekerjaan itu. Mereka ingin semuanya cepat selesai sebelum maghrib tiba.  Setelah meletakkan beberapa bingkai foto di atas meja, Aleeza pergi ke mobilnya untuk mengambil boneka. Mobil merah miliknya terparkir di depan gerbang rumah. Ia mengambil dua boneka berukuran sedang dan besar lalu membawanya keluar. Saat berbalik, tanpa sengaja ia melihat pria berkulit putih tengah berjalan sambil memainkan ponsel di pinggir jalan lalu memasuki rumah yang tepat di depan rumahnya.  Aleeza memperhatikan pria tampan itu tanpa berkedip. Ia mematung ditempatnya. Diusianya yang sudah memasuki 20 tahun, baru kali ini ia merasakan hal yang berlebihan seperti ini.  Aleeza menggeleng pelan ketika pria itu sudah tidak terlihat oleh matanya. Ia kembali menguasai dirinya yang tadi sempat terasa aneh baginya. Aleeza memperhatikan rumah yang baru saja dimasuki oleh pria itu. Ia sangat yakin kalau pria itu pasti tinggal di sana. Setelah puas menduga-duga dan mengagumi pria tadi, ia kembali masuk ke rumah dan melanjutkan pekerjaannya. _______ Setelah makan malam selesai, Aleeza kembali ke kamarnya untuk mengerjakan tugas kuliah. Ia baru saja berpamitan kepada orang tuanya yang sedang menonton TV. Aleeza membuka pintu kamarnya lalu memasuki ruangan bernuansa baby blue & pink. Kamar itu terlihat sangat rapi setelah tadi ia membersihkannya dan menata letak barang-barangnya. Di sana, ada satu lemari pakaian yang terbuat dari jati berukuran sangat besar dan juga ada lemari buku. Di lemari itu sudah banyak buku yang tersusun rapi dengan sempurna. Mulai dari buku-buku pelajaran, n****+, hingga kamus dan buku harian tersusun rapi di tempatnya. Selain itu, ada juga meja belajar yang sebentar lagi akan digunakan oleh Aleeza untuk mengerjakan makalahnya.  Sebenarnya makalah tersebut tidak dipresentasikan besok, melainkan minggu depan. Aleeza yang dikenal sebagai mahasiswi yang rajin tentu saja langsung mengerjakannya setelah dosen Manajemen Pemasaran memberi tugas tersebut dua hari yang lalu. Semalam, ia juga sudah berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan membagi tugas mereka. Aleeza mendapat bagian untuk mengerjakan bab II yakni; Pembahasan, sedangkan temannnya, Dara mengerjakan sisanya. Pagi menjelang, Aleeza bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Hari ini ia ada jadwal jam 08:30 hingga 09:10 WIB.  Tepat pukul 08:00, Aleeza berpamitan kepada orang tuanya dan pergi ke kampus dengan berjalan kaki. Ia sengaja berangkat ke kampus tanpa mengendarai mobil dan lebih memilih berjalan kaki. Selain untuk menjaga kesehatan tubuhnya, Aleeza juga ingin mengetahui seperti apa lingkungan tempat tinggal barunya ini.  Ternyata benar apa yang dikatakan mamanya beberapa hari yang lalu sebelum mereka pindah. Warga di sekitar rumah mereka sangat ramah dan baik. Seperti saat ini, seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari rumah besar yang tepat di depan rumahnya menyapa Aleeza dengan senyum manis. Padahal seharusnya ia lah yang melakukan hal tersebut. Wanita itu juga menawarkan tumpangan untuknya, tapi ditolak oleh Aleeza dengan halus, ia juga berterimakasih kepada wanita itu atas tawarannya.  Aleeza memperhatikan mobil yang dikendarai wanita itu sambil tersenyum manis hingga akhirnya menghilang di persimpangan jalan.  Sambutan di pagi hari yang bagus untuknya dari tetangga. Aleeza yakin, ia dan orang tuanya pasti betah tinggal di tempat itu. Selain karena keramahan dan kebaikan tetangganya, juga karena udaranya yang bagus dan lingkungannya yang asri.   Aleeza kembali menatap ke depan hendak melanjutkan perjalanannya. Namun, ia kembali menunduk saat tatapannya bertemu dengan pria yang ia lihat kemarin sore.  "Pria itu...." Aleeza menggantung kata-katanya dan kembali melihat pria yang ternyata sudah berjalan di depannya. Cuek sekali pria itu, pikirnya.  Aleeza segera mengikuti pria itu. Ia menatap punggung pria berkulit putih itu dengan senyum manisnya. Ia merasa pria itu pasti memiliki hobby yang sama dengannya yaitu; jalan pagi. Ia mengetahui hal tersebut dari pakaian pria itu yang mengenakan celana trening juga kaos oblong serta handuk kecil yang bertengger di lehernya. Aleeza sangat yakin, pria itu pasti akan pergi ke lapangan untuk lari pagi.  Aleeza mengikuti pria itu dari belakang. Punggung pria itu tampak lebar dan gagah membuatnya ingin menepuk punggung itu.  Aleeza terkekeh pelan memikirkan keinginnya, sekaligus mengejek dirinya yang terlalu suka berkhayal.  Sekitar delapan menit mengikuti pria itu, Aleeza dibuat kecewa ketika pria itu berbelok ke lapangan, sementara ia harus tetap melanjutkan perjalanannya menuju kampus. Ia menoleh ke belakang untuk beberapa saat, melihat kembali pria itu dan kemudian menatap ke depan, pergi tanpa menoleh lagi.  Sepanjang perjalanan, Aleeza terus membayangkan wajah pria itu dan sesekali tersenyum manis. Entah mengapa tiba-tiba ia merasa senang bertemu dengan pria itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN