"Ada apa?" Deg. Jantung Sueny mulai berpacu lebih kencang. Setelah tiga puluh detik, akhirnya Kevin pun menjawab teleponnya. Jujur, ia sendiri bingung harus berkata apa. "M-maaf, Pak. Saya tidak sengaja menelepon, kepencet." "Kalau kepencet, kenapa tidak cepat-cepat kamu matikan?" "Kalau segera saya matikan, saya takut Bapak mengira saya iseng." "Oh." Sueny masih gugup, dari nada suaranya pun terdengar jelas. Sedangkan Kevin? Tentu tidak, suaranya sangat tenang dan datar. "Tadi, saya tidak sengaja melihat di televisi. Selamat atas kesuksesan produk baru Anda, Pak." "Kamu juga ikut membantu, kan?" Maksudnya membantu apa? Membantu kesuksesan produk itu? "Ah, tidak juga, Pak." "Malam ini ada makan malam bersama beberapa karyawan kantor. Mau ikut?" "Tidak, Pak. Terima kasih. Lagipu