Epilog

1606 Kata

"Rush... sakit." Samar-samar aku mendengar suara wanitaku merintih kesakitan, namun suaranya terlalu jauh dan belum cukup membuat aku terbangun dari mimpi kecilku tentang dirinya. Suara panggilan yang penuh dengan rasa sakit itu pun berulang hingga akhirnya membuatku membuka mata. Benar-benar membuka mata. Disanalah aku melihat istriku sedang terkapar di lantai, tepat di depan meja rias miliknya. Hal tersebut kontan membuat aku bangkit berdiri dan duduk berhadapan dengannya. Wajah berpeluh, dan pucat. Laura terus memegangi perutnya . Sungguh aku baru bisa memahami situasi setelah wanitaku ini kembali merintih. "Sakit..." lirih Laura. Kepanikanku bertambah ketika dia kembali merintih. Kenapa tidak bisa berpikir disaat-saat seperti ini?! "A-aku harus bagaimana, Laura?" Tanyaku tergaga

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN