Rush memeluk tubuhku erat, sepertinya ia benar-benar tidak ingin melepaskanku. Kepalanya berada di depan dadaku. Sesekali aku mengusap-usap rambut pirang tebal miliknya. Setelah kejadian tadi, kami tak melakukan apapun. Hanya berciuman. Aku memang tak ingin melakukan hal yang lebih dari itu, aku ingin memastikan beberapa hal terlebih dahulu. Rush juga melakukan hal yang sama. Dia berhenti begitu saja ketika kami selesai berciuman. Aku sangat sadar jika ciuman yang Rush berikan bukanlah ciuman yang penuh dengan nafsu. Rush melakukannya sangat lembut dan berhati-hati. Walaupun setelah itu Rush menarikku lagi untuk duduk di atas pangkuannya ketika ia duduk di kursi kerja miliknya. Beginilah kami sekarang. Rasanya begitu nyaman ketika Rush memelukku. Ada ketenangan sendiri ketika Rush yang