Bab 18. Suudzon mulu

1057 Kata

"Maaf non muda, sepertinya nona harus ikut dengan kami. Ini perintah langsung dari Tuan besar." Ucap salah seorang pria asing itu. Sepertinya dia adalah ketua, di antara mereka. Karena yang lain pada tunduk hormat padanya. "Apa! Saya? Tuan besarnya siapa dan kalian siapa?" "Papa!!" "Kakek!!" "Mama!!" Lifia menjerit memanggil kedua orang tua, dan juga kakeknya. Sehingga pada menit kemudian, sang papa pun terlihat sedang menuruni anak tangga. Lalu mendapatkan Lifia yang masih berdiri di tempatnya. "Ada apa Lifia? Kenapa kamu malah menjerit tidak sopan seperti ini, di depan tamu lagi." Wahyu menegur sikap tidak sopan putrinya. "Pa, mereka ini siapa? Kenapa aku harus ikut dengan mereka?" Tanya Lifia bertubi-tubi. Wahyu menatap wajah Benny, sang tangan kanan Juan Sanders. Kemudian meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN