Aku harus mencobanya

1072 Kata
"Phi ... kenapa kau lakukan itu?" "Lakukan apa?" "Menyelamatkanku saat kecelakaan itu. Kenapa kau melakukannya?" Body diam sejenak. Bahkan dia sendiri tidak tahu mengapa dia susah payah menyelamatkan White saat itu. "Aku hanya membantu Phi Dew," jawab Body sekenanya. "Tapi, Phi Dew bilang ..." "Apa? Phi Dew bilang apa? kau tahu, karena kau semua ini terjadi. Jika aku tak menyelamatkanmu hari itu, aku pasti tak kan berada di tubuhmu yang lemah ini. Aku menyesal telah menyelamatkanmu!" White terdiam. Dia menggenggam boneka beruangnya erat, beberapa detik kemudian, dia langsung pergi keluar kamar meninggalkan Body. "Dasar, apa maksudnya bertanya seperti itu? dia pikir aku ini menyelamatkannya karena apa?" Body mendengus. Merebahkan dirinya ke atas kasur sambil memejamkan mata, "Bagaimana aku bisa kembali ke tubuh asliku? berada di tubuh ini membuatku frustasi." Body terus berpikir. Dia berusaha mencari cara agar bisa kembali ke tubuh asalnya. Semakin lama pikirannya semakin menerawang. Hingga beberapa menit kemudian dia pun tertidur. Pukul sebelas malam. White yang berada di kamar ibunya, tiba-tiba berlari keluar dan membuka kamar tempat Body berada. "Phi Body, bangun ..." White menepuk-nepuk tangannya, agar Body terbangun. Namun, Body hanya bergerak sedikit lalu kembali terlelap. "Phi Body ... bangun!" White menepuk-nepuk pipi Body. "Kau ini kenapa!" Body meradang lalu menepis tangan White. "Aku punya ide!" "Bocah s*alan! berani-beraninya kau mengganggu tidurku!" "Bangun dulu Phi. Sudah kukatakan aku punya ide," Body bangun dari tidurnya, lalu mendorong White. Hingga terjatuh ke lantai. "Akh! kenapa Phi selalu mendorongku? sakit sekali," White berdiri lalu menggosok-gosok sikunya yang terbentur di lantai saat dia jatuh. "Ide apa yang kau bicarakan malam-malam begini? kau sengaja ingin membuatku marah?" Body menatap White tajam. "Ini tentang jiwa kita yang tertukar," "Maksudmu?" Body tampak tertarik. Dia menguap, lalu melakukan peregangan untuk mendengarkan informasi dari White, "Awas saja jika kau mengatakan hal yang tidak penting," White menggeleng, "Aku rasa ini masuk akal," ucap White tampak yakin. "Apanya?" "Kasus kita. Coba pikirkan, kenapa kita bertukar jiwa?" "Kau pikir jika aku tahu aku akan pusing begini?" "Karena kecelakaan hari itu. Phi, dengarkan aku. Saat itu terjadi kebakaran, kan? kau menyelamatkan aku, lalu saat terbangun tiba-tiba jiwa kita sudah bertukar." "Maksudmu, kita bertukar jiwa karena kebakaran?" "Lebih tepatnya karena listrik." "Listrik?" "Aku ingat, saat itu oemadam kebakaran otomatis tiba-tiba hidup. Namun, ada kabel yang masih mengalirkan arus listrik, dan kabel tersebut berada di genangan air." "Aku melompat kearahmu, agar kau tak menginjak genangan tersebut." "Benar, tapi ... orang-orang mendengar ledakan besar, kan? kita berdua akhirnya terkena listrik tersebut." "Tidak mungkin. Jika kita terkena sengatan listrik di genangan air seperti itu, kita pasti sudah mati." "Tapi Phi melompat. Kita tak tersengat arus tinggi. Phi melompat kearahku, kita terjatuh dan kabel terlepas dari sumbernya. Lihat," White menunjukkan artikel yang dia temukan di internet, "Listrik adalah pergerakan elektron. Arusnya bisa memberi tenaga pada barang-barang tertentu. Karena tubuh manusia terdiri dari air, dan tempat kita berpijak adalah konduktor, maka kita bisa jadi bagian sirkuit listrik. Manusia adalah sirkuit terbaik untuk listrik agar bisa mengalir. Jadi listrik yang menyengat kita ..." "Tunggu dulu. Maksudmu listrik yang menyengat kita memberikan tenaga kepada jiwa kita untuk berpidah?" White menjentikkan jarinya. Lalu bertepuk tangan dengan gembira, "Tepat sekali. Bukankah itu masuk akal?" "Kau ... kau sudah gila!? listrik hanya bisa memberi tenaga pada barang-barang elektronik. Kau pikir jiwa manusia itu mesin? ada resistor, kapasitor, dan komponen lainnya?" "Tapi bukankah itu masuk akal. Belum ada penelitian tentang jiwa manusia sih, tapi ..." "Kau bilang kita ini bagian dari sirkuit, kan. Sirkuit itu hanya tempat mengalirnya arus. Tenaga diberikan kepada output akhir. Jika kita sirkuit sudah pasti arus listrik yang merupakan sumber tenaga hanya melewati kita. Kau pikir kenapa orang yang tersengat arus listrik bisa mati? itu karena arus mengalir ke tubuh dan menghisap semua daya tubuh!" "Tapi ... apa tak sebaiknya kita coba?" "Apa yang mau kau coba?" "B-Bergandengan tangan, lalu menyetrum diri kita dengan listrik." Body terbelalak tak percaya mendengar pernyataan White. White ingin melakukan eksperimen gila. Menyengat diri sendiri dengan arus listrik, hanya dia lakukan oleh orang-orang cerdas atau tidak waras. Orang cerdas mungkin melakukannya dengan pertimbangan matang, dan penuh dengan perhitungan cermat. Mereka biasanya tahu apa yaang harus dilakukan jika eksperimennya gagal. Namun, jika orang gila yang melakukannya, itu hanya cari mati. Alias bunuh diri. "B*doh. Artikel apa yang kau baca? kau sebaiknya melakukan hal yang selalu kau lakukan. Berakting atau apapun itu. Jangan berlagak untuk menjadi ilmuwan segala." "Tapi sejauh apapun kupikirkan, ini satu-satunya yang paling masuk akal, Phi." "Jadi kau mau menyengat dirimu sendiri? silahkan, sekalian bunuh diri saja." "Kita harus berdua. Menurutku ... jika hanya aku yang melakukannya, tidak akan berhasil. Kita harus terhubung satu sama lain." "Wah! si gila ini. Kau itu aktor, sebaiknya jangan terlalu banyak menonton drama. Kau pikir ini seperti syuting? jika tidak bagus bisa diulang lagi?" "Ayolah, Phi. Kita akan gunakan arus kecil agar tak membahayakan diri kita." "Kau saja. Jika kau mati mungkin aku bisa kembali ke tubuhku." "Phi ..." "Aku tidak mau!" "Kita tidak akan mati," "Kau tuli? sudah kubilang, aku tidak mau!" "Baiklah, aku lakukan sendiri. Aku akan gunakan daya lebih besar. Jika aku mati dan Phi kembali ke tubuh semula, aku akan ikut senang. Tapi, jika aku mati dan Phi terkurung di tubuhku selamanya, itu bukan salahku!" White pergi dengan kesal meninggalkan Body. Body terbelalak lalu mengacak rambutnya tak percaya. White benar-benar membuatnya gila. "Dia baru saja meninggikan suaranya? si br*ngsek itu benar-benar ... sekarang dia sudah bisa melawan? sebelumnya dia hanya mengatakan, maaf dan maaf. Tapi sekarang dia memintaku melakukan hal gila, sekaligus membentakku?" Body segera bergegas menyusul White. Dia ingin membentak dan mengomeli White habis-habisan. Body menemukan White di dapur. Tampak dia tengah mengelupas kabel listrik dan bersiap mencolokkannya ke stop kontak. "Br*ngsek, kau benar-benar mau melakukan ini!?" Body yang tadinya mau mengomel, tampak terkejut melihat White yang memegang kabel dengan serius. "Aku harus mencobanya. Jika Phi takut, cukup lihat saja." "Sejak kapan kau menjadi liar begini? s*alan, hentikan!" "Tapi aku harus mencobanya!" Body merebut kabel dari tangan White, lalu ... buk! Body meninju wajah White, hingga wajah tersebut tampak memar. "Aih, aku merusak wajahku sendiri, s*alan!" Body melempar gelas yang dia dapatkan dari atas meja ke lantai dengan kesal. White meringis karena wajahnya terasa sakit akibat pukulan Body. Dia terjatuh ke lantai. Namun, bukannya langsung bangun, dia malah duduk di lantai, menyembunyikan wajahnya di kedua lutut, lalu terisak. "Hiks ... a-aku harus mencobanya. Aku ingin kembali ke tubuhku. Aku harus syuting, aku ingin memeluk ibu. Aku juga ingin bertemu Phi Zee," TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN