Naura POV Cowok menyebalkan itu memintaku untuk jujur dan mengakhiri cinta penuh keheningan ini, ucapannya yang blak-blakan itu membuat hatiku seperti diremas-remas oleh berbagai rasa. Bahagia, kalut, gusar, sedih, marah, dan lain sebagainya. Apa isi kepalaku saat itu, kenapa aku tetap mempertahankan ego sialan dan gengsi terkutuk ini. Disaat paling menentukan dalam hidupku, disaat sang pangeran berkuda putih-Dhany- mengulurkan tangannya padaku. Ku akui, aku mulai menaruh hati pada cowok absurd bin frontal ini sejak hari pertama masuk kuliah, dia dengan gentelman membelaku yang hampir pingsan dijemur oleh senior pada saat ospek. Dhany bahkan menggendong tubuh peluhku ke ruang kesehatan, masih jelas tersimpan kepalaku bagaimana wajahnya berpendar terang penuh kharisma yang membuat hatiku