Nadil menggerakan kakinya tidak tenang dengan sekali-kali melirik ke arah lorong rumah sakit menunggu kedatangan Airin yang ia kabari. Remaja itu menautkan kedua tangannya masih merasa cemas dengan keadaan pemuda yang ia temui sudah tidak sadarkan diri di balik tembok Apotik tadi. Apalagi pemuda malang itu nampak pucat pasi, mungkin sudah lama sekarat di sana. Beberapa orang terlihat berlalu-lalang di koridor rumah sakit dengan di antaranya ada suster dan juga dokter yang bertugas pada malam itu. Nadil beranjak berdiri dengan berdecak samar karena harus ke toilet untuk memenuhi panggilan alam. Cowok jangkung kurus itu menoleh pelan memandang ruangan pemuda tadi sebelum benar-benar berbalik pergi. "Nadil!" Nadil yang hendak berbelok ke arah toilet refleks menoleh kaget mendengar suara c