Julian mendengus, ia sudah ingin menawarkan itu sebelumnya dari sejak kemarin. Walaupun sebenarnya itu bukan urusannya, tetapi entah kenapa ia merasa khawatir karena kakak kelasnya yang bodoh itu memacari dua wanita sekaligus tanpa memikirkan resiko ke depannya. Memikirkan penawaran itu bukan hal yang mudah untuknya, saat ini ruh Julian tengan bersemayam di tubuh Hazel, itu artinya Julian yang akan melakukan ritual Katakan Putus itu. Oh, My God. Saat ia sudah membuang jauh-jauh pikiran itu, Hazel malah mengungkitnya. "Putusin aja lewat telepon. Gampang!" Hazel nampak tidak setuju. "Nggak bisa, itu namanya bukan cowok." "Hm." "Jadi, gimana?" Julian menggaruk kepalanya. Kalau begini sih kekhawatirannya tidak terangkat sama sekali, ini bahkan jauh mengkhawatirkan dari pilihan pertama. S