Sebuah Alasan Dinni terpekur dengan jemari yang saling berpilin. Saat ini dia sedang menjalani penghakiman karena kesalahan yang sudah diperbuatnya. Noda bumbu mie yang belum sempat dicicipinya masih melekat di pipi Dinni. Dia bahkan belum sempat melakukan suapan pertama. Dinni baru saja hendak menyantap mie itu saat Reyhan tiba-tiba datang dan mengacaukan semuanya. Reyhan kini berjalan mondar mandir di depan Dinni sambil terus menghela napas gusar. Dia benar-benar marah dan murka saat mendapati sosok Dinni yang bersembunti dibalik kulkas dengan satu cup mie di depannya. Barang bukti itu pun kini diletakkan di atas meja kerja Reyhan. “M-maafkan saya,” ucap Dinni dengan suara lirih. Reyhan tidak menjawab. Tatapannya kini tertuju pada cup mie instan yang masih mengepulkan asap dan juga