Empat Belas

1968 Kata

Dennis kembali merapikan selimut Amanda dan bergegas untuk pulang karena hari sudah semakin malam. Setelah menggembok kunci gerbang, Dennis berjalan ke sepeda motornya yang sudah terparkir di depan gerbang. Tampak pak Zay sudah berdiri dekat motor Dennis sambil melihat jam yang melingkar di tangannya. “Sudah jam dua belas nak.” Dengan logat jawanya yang kental. “Maaf pa, tadi saya habis membetulkan laptop Amanda, karena katanya penting dia mau melamar kerja.” “Nak, bapak mau ngomong penting sama kamu bisa? Kerumah bapak sebentar yu.” Dennis mematuhi pak Zay dan mengikuti sampai rumahnya tentunya dengan mendorong sepeda motornya  agar tidak menimbulkan suara berisik akibat knalpot motornya. Setelah sampai depan rumah pak Zay, lelaki itu meminta Dennis duduk di teras depan rumahnya, d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN