Salma menangis tergugu di dalam kamarnya. Tanpa diduga Raihan malah memilih Mira untuk menemani malam panjangnya. Salma menyesal sudah menikahkan Mira dengan Raihan. Mira memonopoli suaminya dan tak membiarkan Salma sejengkal saja untuk menjangkau Raihan.
"Mira aku kira kau adalah sahabat terbaikku ternyata kau malah menusukku dari belakang. Aku akan membuat mas Raihan kembali mencintai aku dan meninggalkanmu seperti sampah" ucapnya dengan penuh dendam.
Esok paginya Salma merasa lebih baik daripada semalam. Biasanya Salma akan memasak sekarang dia tidak mau melakukannya. Raihan terlihat marah saat melihat meja dalam keadaan kosong tanpa makanan yang terhidang disana.
"Salma!! " panggil Raihan setengah berteriak.
"Ada apa mas? " tanya Salma dengan santai. Dia tau pasti Raihan sangat marah saat ini.
"Kenapa kamu tidak masak?! apa uang belanja sudah habis?! " tanya Raihan marah.
"Masih kok mas cuma aku lagi malas hari ini. Mulai hari ini aku mau cari kerja saja mas. Aku bosan dirumah terus. Lagian kamu juga sudah punya istri baru jadi apa salahnya dia yang masak juga" jawab Salma tanpa beban.
"Kok aku sih?! aku kan gak bisa masak!! " sahut Mira tak terima. Dari kecil sampai dia dewasa tak pernah sekalipun dia menyentuh dapur apalagi mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
"Kenapa kamu malah protes sekarang?! dulu kamu tidak pernah seperti ini?! cepat masak aku sudah sangat lapar!! " suruh Raihan.
"Maaf mas aku bukan pembantu kalian. Kalau mas keberatan lebih baik mas cari pembantu di luar sana!! aku ini seorang istri bukan pembantu!! " ucap Salma lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja sambil menenteng tasnya.
"Salma!! Salma!! " panggil Raihan tapi Salma sudah pergi duluan menaiki mobilnya.
Salma ingin melamar kerja dengan ijazah SMA nya. Dia menyesal tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Mas Raihan selalu mengatur dan melarangnya untuk kuliah karena katanya buat apa kuliah kalau ujung-ujungnya masih jadi ibu rumah tangga. Andai saja Salma bisa bersikap tegas pasti dia tidak akan seperti ini. Rencananya dia ingin bekerja sambil kuliah. Tidak ada kata terlambat untuk mengenyam pendidikan.
Sudah beberapa tempat Salma datangi untuk melamar pekerjaan. Hanya satu tempat yang menerima dia langsung bekerja yaitu sebagai pembantu rumah tangga. Gajinya lumayan besar dan pekerjaannya fleksibel. Dia bisa bekerja mulai dari jam 8 pagi dan pulang jam 4 sore. Pekerjaannya hanya bersih-bersih rumah saja tidak termasuk memasak. Gajinya juga lumayan besar sekitar 10 juta. Awalnya dia ragu karena mana ada pembantu digaji segitu banyak dengan jam kerja yang sedikit. Dia baru bisa bekerja besok jadi Salma memutuskan untuk pulang lebih dulu.
"Darimana saja kamu? " tanya Raihan penuh selidik. Apa istrinya bertemu dengan pria lain di luar sana. Rasa cemburunya membuat dadanya terbakar. Dia memang tak suka melihat Salma keluyuran di luar sana.
"Aku habis melamar pekerjaan mas. Mulai besok aku akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dari uang gajiku aku ingin kuliah juga mas" jawab Salma jujur.
"Apa?! kamu tidak boleh kuliah!! tugas kamu hanya melayani aku dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dirumah ini!! apa uang yang aku kasih gak cukup sampai kamu mau kerja di luar sana?! " seru mas Raihan marah.
"Uang yang mas kasih cuma 2 juta per bulan mas mana cukup untuk membayar biaya untuk aku kuliah. Sedangkan mas tidak mau mengeluarkan uang sepersen pun untuk aku mengenyam pendidikan. Itu saja aku harus putar otak agar uang 2 juta yang mas kasih cukup selama satu bulan. Semua bahan pokok naik di pasar mas kadang aku sampai tidak beli apa-apa untuk diriku sendiri. " ujar Salma mengungkapkan keluh kesahnya selama ini.
"Dasar istri tak tau di untung!! beraninya kau protes uang bulanan padaku!! kalau begitu mobil yang kau pakai itu tidak usah kau bawa-bawa lagi!! mobil itu akan aku berikan pada Mira!! " Raihan merebut kunci mobil ditangan Salma.
"Mas!! sampai hati kamu merebut kunci mobil itu dariku dan ingin memberikannya pada Mira?! aku masih ingat kewajibanku sebagai seorang istri tapi biarkan aku bekerja dan kuliah!!" pinta Salma memohon.
"Baiklah terserah kau saja tapi kau tak akan mendapatkan uang dariku dan fasilitas lainnya!! kemarikan uang belanja bulanan yang aku kasih kemarin padamu!! aku akan menyerahkan semua pada Mira!! " tagih Raihan. Salma baru sadar jika suaminya itu perhitungan. Mata Salma baru terbuka lebar dan melihat tabiat asli suaminya.
"Ini ambil semuanya mas!! ternyata kau sangat perhitungan sekali!! " Salma menyerahkan kartu debit miliknya pada Raihan. Raihan mengambilnya dan menyimpannya di saku celananya. Dia ingin lihat sampai kapan Salma akan tahan tanpa uang dan fasilitas darinya. Sedangkan Mira diam-diam tertawa melihat pertengkaran mereka berdua. Lama-lama Raihan akan jadi miliknya seutuhnya.
"Bagus teruslah bertengkar dan cepat angkat kaki dari rumah ini Salma. Aku akan menggantikan dirimu dirumah ini cepat atau lambat. " gumamnya sambil tersenyum licik.
***
Hari ini Salma mulai bekerja dirumah majikannya. Pekerjaannya termasuk ringan karena ada beberapa pembantu yang bekerja dirumah ini. Dia berkenalan dengan Ujang yang bekerja sebagai supir, Anto dan Tono yang bekerja sebagai satpam di rumah ini, Bu Nur dan Imah yang bekerja sebagai tukang masak, Heru bekerja sebagai tukang kebun, dan Aulia sebagai baby sitter. Mereka semua baik hanya saja Aulia yang rada-rada jutek padanya. Majikan mereka sedang liburan jadi Salma belum sempat melihatnya.
"Salma tolong bersihkan halaman belakang ya disana sangat kotor" suruh bu Nur. Dia adalah pembantu terlama dirumah ini dan semua pembantu menuruti semua perintahnya.
"Baik bu" jawab Salma. Dia langsung mengambil sapu ijuk dan berjalan ke arah halaman belakang yang begitu luas seluas lapangan sepakbola. Salma sampai menghela nafas berat saat melihat daun-daun kering yang berjatuhan disana.
"Sabar Salma gajinya juga besar 10 juta" ucapnya agar dia semangat untuk mengerjakannya. Salma mulai menyapu dedaunan itu dan mengumpulkannya jadi satu. Selama satu jam dia menyapu sampai ngos ngosan. Akhirnya semuanya selesai dan halaman belakang tampak terlihat bersih. Dedaunan yang sudah dikumpulkan sebelumnya ia bakar dengan sedikit bensin agar cepat terbakar dan tidak mengeluarkan banyak asap.
"Salma!! " panggil Imah dari kejauhan.
"Iya tunggu" sahut Salma lalu berlarian ke arah Imah karena saking luasnya halaman belakang rumah ini.
"Cepat kemari majikan kita akan pulang hari ini. Kita semua harus menyambut kedatangannya!! " ucap Imah. Salma dan Imah dengan cepat berlarian ke pintu utama untuk menyambut kedatangan majikannya. Mereka berdua ikut berbaris dengan pembantu lainnya. Sebuah mobil berhenti di depan rumah. Seorang pria tampan keluar bersama dengan seorang wanita cantik dan anak laki-laki berusia 4 tahun. Mata Salma terbelalak saat melihat dengan jelas siapa pria itu.
"Ke.. Keenan!! " gumamnya kaget.