Angkasa membuka pintu ruangan kepala sipir. Dia berjalan tegas lalu menarik kursi tamu dan duduk. Kepala sipir duduk di hadapannya dengan penuh hormat. Kunjungan seperti ini bisa dibilang jarang dilakukan Angkasa, kecuali dia benar-benar ingin menemui sendiri penjahat intelijennya. Kepala Sipir jadi sedikit kaku menyambut Angkasa, mungkin dia merasa seperti sedang ditamui oleh keluarga kerajaan, tidak, tapi rasanya lebih menegangkan. “setelah ini kau akan kedatangan banyak tamu. Pastikan tempat ini cukup untuk menampungnya. Mungkin kau mengenal beberapa dari mereka.” pinta ANgkasa dengan wajah yang dingin. “ya?” ulang Kepala sipir sedikit kaget. Angkasa beranjak berdiri. Dia sudah berjalan pergi ke ambang pintu, tapi berhenti sebentar dan menoleh lagi. “apa kau pernah tahu bagaimana me