Di rumah Regha. Regha melanjutkan pembicaraan dengan Son di ruangannya, ruang kerja seluas seratus meter persegi dengan sofa besar dan meja kerja jati berlapis cat kayu. Interior bergaya timur tengah dengan paduan warna emas dan putih tulang menghiasi setiap sudut ruangan. Regha berdiri dekat jendelanya, menerawang ke luar membelakangi Son. “ceritakan padaku bagaimana kau bisa bertemu Ara?” desak Son, dia sudah kelewat penasaran bercampur bahagia. “reaksimu yang seperti itu semakin membuatku curiga tentang hubungan kalian.” Balas Regha. “apa?” Son berubah datar lagi. “dia baik-baik saja disana. Tapi dia terlihat berbeda.” Jawab Regha. “berbeda bagaimana?” Son mengkhawatirkan sesuatu, mungkinkah Naviza menderita efek serangan malam itu, mungkinkah dia tidak sepenuhnya pulih, mungkinka