“Bisa saja aku bercerai dengannya, tapi aku masih memiliki hati untuk Almeron.” Yani menyesap kopi di depannya dengan tenang, mendengarkan keluh kesah sang sahabat. “Lo masih perawan kan?” Menepuk kening pelan dan mengamati para pengunjung kafe, kenapa perempuan di depannya ini sangat frontal? “Allhamdulillah masih.” “Jadi, apa yang lo pikirin? Udah langsung cerai aja, masih segelan juga. Lo kenal anak informasi semester tiga?” “Yang mana?” “Itu yang manis, tinggi, murah senyum.” Sasti menganggukkan kepala setuju. “Nah yang itu Sas, ada rumor dia suka Lo!” Sasti membuka mulutnya lebar, pria yang dibicarakan Yani saat ini tidak lain dan bukan merupakan primadona kampus, penggemarnya luber hingga ke kampus sebelah. “Kok bisa?” “Ya nggak tahu, normal dong secara lo kan juga cantik.