"Kau bicara apa? Coba ulangi!" titahnya untuk mengetes keberanian Genata. "Iyakan, kau akan satu kuda dengan penari itu. Jadi aku akan bebas berpacu sendirian." Sultan Murat menghela napas berat, tak seperti tadi seakan ada tembok untuk merengkuhnya. Sultan Murat kini mendekap Genata meski dia memberontak, dan menidurkannya di bawah dia. "Satu kali lagi, coba kau ulangi! Dengan jelas." Ada guratan kekecewaan dari mata Sultan Murat. "Aku bukan mesin pengulang perkataan, jika kau ingin jelas. Dengarkan ini baik-baik. Kau akan membawa penari itu pulang bersama kita, dan kau harus bertanggungjawab sama dia. Dia belun tentu bisa memacu kuda, jika kau menaruh dia bersama pengawal, kau tak akan setega itu. Aku hanya ingin kebebasan untuk sendirian. Bukankah juga kita telah bersepakat untuk sa