"Ya, ini aku Aslan. Kau terkejut?" Dia terlihat begitu senang saat melihat responku. Sedangkan Leva langsung terkejut sekaligus takut dengan keadaan ini, Leva mungkin terkejut karena aku mengenal pria berbahaya yang pekerjaannya adalah pembunuh bayaran dan takut jika nyawa kami berdua akan habis di tangan Aslan. Luna hendak berjalan mendekat ke arah Aslan namun pria itu malah mendekatiku balik lalu menempelkan pistol itu di keningku dengan tatapan kejamnya. Aku menatap mata setajam elang itu yang dulu ia pikir adalah mata yang memancarkan kebaikan karena telah beberapa kali ketahuan melakukan hal baik di depannya seperti sering mengunjungi panti asuhan dan memberi tahu dirinya untuk menjauhi Adli. Namun perkiraannya dulu salah karena Aslan bukan pria baik, ia bagian dari pekerjaan kotor