Adam masih menelurusi jalan setapak dengan hujan deras yang mengguyurnya. Pemuda itu mengeraskan dengan merasa geram, kenapa baru kepikiran kalau Syaqila dan dua teman kelasnya tidak berada di dekat tenda. Ia kembali menerobos jalan di depannya yang tertutupi daun yang menjalar pada pohon-pohon lainnya. Adam menyibaknya kasar sampai bibirnya meringis pelan karena tergores ranting runcingnya. Ia tidak peduli dengan lukanya, masih berusaha mencari keberadaan ketiga orang itu. Tatapannya memicing mencoba melihat jejak kaki namun karena hujan deras begini sulit baginya untuk melihat. Dan juga pastinya jejak kaki akan terhapus begitu saja oleh air hujan. "Kalian dimana, sih?" Gumamnya cemas dengan terhenti sejenak melihat sekitarnya yang nampak gelap gulita. Hanya samar-samar cahaya lampu s
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari