[Evra's Pov]
"Mas tau apa yang bikin Ai kecewa? Ai kecewa karena Ai ngerasa Ai gagal jadi istri, Mas. Ai nggak masalah gimanapun pandangan Mas tentang Ai. Tapi biarkan Ai menjalankan tugas Ai sebagai istri. Itu kewajiban." aku terkejut mendengar penuturan Ai. Sejujurnya kata-kata Ai seperti menamparku dengan keras.
"Kalau ada sikap Ai yang nggak Mas suka kasih tau. Ai bisa perbaiki. Ai tau nggak mudah buat jatuh cinta. Butuh proses panjang. Tapi Mas cinta atau enggak sama Ai, Mas tetap suami Ai," ucap istriku itu. Aku refleks merengkuh Ai ke dalam pelukan. Aku tenggelamkan badan mungilnya ke dalam pelukanku.
"Mas salah, Mas minta maaf." Hanya itu yang bisa aku katakan. Aku benar-benar merasa bersalah. Aku tidak menyangka kalau sikapku membuat Ai sangat terluka dan kecew
