Ada sebuah bangunan di dekat mansion milik Chen Li yang digunakan untuk markas. Bangunan itu terlihat kuno, tapi di dalam sangat megah. Berbagai senjata tertata rapi di setiap dinding, dan juga ada perangkat komputer lengkap dan modern. Mengesampingkan isi dari bangunan itu, beralih pada dua pemuda yang saling berhadapan satu sama lain. Jordan tersenyum-menelan ludah dengan menatap Ten yang melotot ke arahnya. “Kenapa kau repot-repot membawaku kemari?” Jordan melipat kedua tangannya sebatas d**a-mengangkat alis sebelah kanan dengan dagu di dongakkan sedikit. Sumpah, Ten benar-benar muak melihat tingkah arrogant Jordan. Ia berharap. Pria itu mati ketika menjalankan misi, dan tak akan pernah kembali lagi. “Berjanjilah padaku, jangan memberitahu tuan mengenai Nyonya Felisia.” Jordan m