Raykan menyeret kerah Jonathan dengan kasar untuk di bawanya masuk ke dalam mobil. Tak tanggung-tanggung, pria itu menghempaskan tubuh sang adik ke jok belakang hingga dia mengaduh kesakitan. Jonathan mengumpat kesal, hendak bangkit lalu di dorong kembali oleh Raykan dengan cepat. “Apa yang kau lakukan?” teriak sang adik cukup keras, membuat peia itu menampar pipinya. “Jangan bebruat sesuka hatimu, Jo!” Raykan menatap lurus ke arah bekas tamparan itu. sedikit rasa penyesalan dalam hatinya pun timbul. Tanpa sadar, ia meraih pipi Jonathan dengan lembut, tapi ditepisnya. “Jangan berpura-pura baik padaku.” Jonathan membenahi duduknya dengan cepat-memilih untuk membuang muka ke arah lain. Raykan menghela nafas panjang, dan ikut duduk di samping pria itu. “Tahan nafsumu bertemu dengan Va