Hari yang begitu indah, dengan cuaca cerah, berawan. Burung-burung gereja pun ikut gembira terbang kesana kemari. Salah satu burung itu hinggap di ranting pohon yang dekat dengan kamar Varizen. Gadis itu pun berjalan mendekat ke arah jendela untuk menikmati indahnya suasana yang damai. Dari jauh, ia melihat sosok yang dikenali, tapi tak tahu namanya. Pandangan Varizen pun menyipit untuk menelisik wajah pria yang sednag berjalan terburu-buru masuk ke dalam ruangan. Varizen tahu, bahwa ruangan itu adalah ruangan Dokter Alex. Dokter baik hati yang selalu mengajaknya bicara, tapi ia enggan bersuara. Gadis itu pun mendesah ringan, menutup gorden dengan kasar. “Aku ingin keluar dari tempat ini.” Gadis itu merasa terkurung, berada di ruang yang sama setiap harinya, tapi ia enggan untuk kelu