Sejak lahir hingga masa remaja, ia tak pernah melakukan hal-hal yang aneh. Hanya saja, sedari SD ia sudah mulai menyukai lawan jenis, bahkan murid dari SD lain juga rela menanti hingga pulang sekolah hanya untuk memberi kartu ucapan lebaran. Nama gadis imut itu Leni, mungkin jika gadis itu membaca kisah ini pasti akan mengingatnya.
Entah kenapa selalu saja ada yang tertarik dengan dirinya, padahal cakep juga pas pasan. Yang lebih cakep dari Dana banyak, ada Ical yang memiliki wajah kebarat baratan, maklum bokapnya ada turunan dari sono. Atau bisa juga si Ferry yang wajah dan bodynya mirip artis K-Pop dari Kroya. Tapi masih saja ada yang malah Dana yang bukan siapa siapa. Kaya juga ga, cakep juga sebatas pengakuan dirinya saja.
Ada dua gadis sebenarnya yang menaksir berat dengan cowok sableng ini. Pertama Leni anak dari SD favorit. Lalu yang kedua adalah Vera atau nama chinesenya biasa di panggil Mei Mei, anak tetangga yang kebetulan jadi teman bermain masa kecilnya. Jika Mei Mei rumahnya hanya selisih berapa rumah untuk mencapainya. Tapi berbeda dengan Leni yang rumahnya di kampung sebelah.
Dana kecil dulunya sangat senang bermain kelereng bersama teman teman di dekat rumahnya. Ia paling jago dalam bermain kelereng tersebut. Dari semua anak di kampung tersebut tidak ada yang bisa mengalahkan kehebatannya dalam bermain kelereng. Bahkan saking ia tak puas dengan lawan yang mudah, Dana berani menyerang ke kampung sebelah sekedar untuk mencari musuh yang sebanding dengan dirinya. Hingga nasib juga yang mempertemukan ia dengan Leni gadis kampung sebelah yang ternyata jatuh cinta pada pandangan pertama saat usia dini. Gadis ini sampai nekat menitip salam untuk Dana melalui teman temannya yang sekelas.
Untuk Mei Mei sebenarnya tidak ada satupun yang tahu jika gadis blasteran chinese ini memiliki hati pada seorang Dana. Anaknya cantik untuk blasteran Jawa Chinese. Kulitnya yang putih dan periang membuat ia cukup di senangi oleh teman teman sebayanya termasuk Dana yang kebetulan temannya bermain. Usia Mei Mei selevel dengan adiknya Dana. Jadi ia tak pernah sedikitpun terbersit untuk menyukai gadis itu. Malah kadang ia membuat godaan buat gadis itu untuk di jodohkan dengan teman sepermainan yang lain.
Tahu, enggak, salah satu nikmat dalam hidup? Lu bisa merasakan yang namanya first love. Uh, rasanya, Man, gimang gimang a***y pengen jadi Hulk! Sedetik pun rasanya enggan terpisah. Lu benar-benar jadi bucin maksimal. Sekeliling lu seakan-akan tiada artinya, sekadar numpang semuanya. Apalagi yang dicintai adalah sang bunga sekolah, wuih ... lucky banget.
Seumur hidupnya, mulai dari SD sampai kelas SMA, Dana tak pernah merasakan mencintai seseorang dengan begitu dalam. Ia jatuh cinta kepada seorang siswi bernama Windy. Gadis keturunan Banjar. Windy memiliki kulit putih, rambut lurus sebahu dengan senyum nan indah kala menunjukkan gigi gingsulnya. Tak heran bila Windy jadi bunga sekolah. Dana adalah salah satu pengagum rahasia Windy sedari awal masuk SMA. Namun, ia tak berani mengungkapkan perasaannya saat itu, karena ia masih cupu kala itu.
Memasuki tahun ajaran baru, sekolah mengadakan class meeting, berbagai event diadakan untuk tiap kelas. Ada lomba olahraga, mading, dan bazar yang digelar selama beberapa hari. Entah apa yang merasuki diri Dana hari itu, hingga ia berani menatap sang pujaan hati. Ia tidak mengikuti event secara perorangan karena pada saat itu sedang tidak b*******h mengikuti kegiatan event. Padahal ia sangat jago dalam bidang olahraga. Penyakit malasnya lagi kumat.
Saat itu Dana juga sedang duduk di sisi seorang gadis bernama Suci, gadis tomboi yang jago karate yang tak kalah manisnya dengan Nindy. Suci punya bodi goal sempurna sebagai remaja perempuan kala itu. Rambutnya yang hitam panjang juga tergerai dan memesona. Suci juga teman sekelas Dana.
Tangan Dana tampak dengan genit bergelayut manja di pundak Suci. Dengan rasa bahagia gadis itu pasrah diperlakukan begitu oleh Dan, sudah pasti ia tak menyadari bahwa perasaan Dana sebenarnya hanya biasa saja. Ia hanya sedang moody tapi tanpa sengaja telah memberi harapan pada orang lain. Suci yang baru pertama kali merasakan belaian lembut seorang cowok, membuat hatinya jadi berbunga bunga. Ia jadi percaya diri jika cowok di sebelahnya ini menginginkan dirinya untuk jadi pacarnya. Selama ini memang tidak ada satupun cowok yang berani mendekati Suci karena kegalakannya pada cowok apalagi dengan predikat ia sebagai karateka andalan sekolah sudah pasti cowok yang mendekati berpikir dua kali.
Sementara itu, di belakang Dana ada seseorang yang terlihat menahan amarah menyaksikan kemesraan Dana dan Suci. Gadis hitam manis dengan ciri khas rambut kepang dua dan memiliki t**i lalat kecil di pipi itu bernama Fani, sahabat dekat Dana sewaktu SMP. Nasib mempertemukan mereka kembali di SMA dan dalam kelas yang sama. Apalagi Fani sekarang adalah ketua kelas yang cukup disegani oleh teman-temannya sekelas. Dana tak menyadari jika Dana juga menyimpan rasa kepadanya, rasa itu tumbuh semenjak mereka bersahabat dari SMP.
Fani adalah salah satu anggota Osis yang cukup di perhitungkan namanya saat SMP dulu. Kelebihannya dalam urusan ceplas ceplos tidak perlu di ragukan lagi dalam soal perdebatan. Masalah itu benar atau salah adalah nomor sekian, yang penting debat rusuh dulu buat seorang Fani. Namanya cukup tenar saat itu. Bila ada yang sampai tak mengenal namanya maka bisa di pastikan itu bukan siswa dari SMP yang sama. Dana sangat beruntung karena kesablengannya ia bisa jadi seorang sahabat buat Fani. Nyaris tiada hari tanpa mereka berdua di sekolah yang membuat rusuh. Selalu ada saja tingkah mereka yang membuat teman temannya geleng geleng kepala. Sampai ada yang ingin menjodohkan mereka, Fani jadi terdiam, namun beda halnya dengan Dana yang menganggapnya sekedar bullyan buat ia dan Fani.
Nama gadis beruntung yang mendapatkan cinta monyet Dana adalah Nanda. Gadis pendiam hitam manis yang tinggalnya tidak jauh dari rumah si Dana. Apes buat gadis ini karena Dana hanya memanfaatkan cintanya untuk menghindari gadis yang bernama Norma yang menyukai Dana juga. Gila!
Hal yang membuat Norma tak disukai adalah kegilaannya kepada Dana. Makanya, Nanda hanya menjadi alternatif guna menghindari kefanatikan Norma mengejar cinta Dana. Saat itu ia juga belum begitu mengerti dengan dunia cinta cintaan. Kebetulan Norma adalah tetangga dekat Nanda juga. Ternyata strategi itu berhasil meski ia harus bersandiwara dengan selalu membalas surat cinta Nanda. Modal yang harus ia keluarkan juga lumayan, karena ia harus menyiapkan kertas dan amplop wangi untuk membalas surat tersebut, serta membayar seorang comblang untuk mengantar surat itu.