“Jadi bener, Mas. Uangku itu kamu kasih ke Tata?” tanya Wulan, tentu saja tidak dengan berbisik. Rian melirik ke arah pintu kamarnya yang tertutup rapat. Iya sih, ini posisi mereka memang ada di dalam kamar, tapi tetap saja yang di luar kamar akan dengar obrolan mereka karna kamarnya bukan kamar yang kedap suara. “Sstt, jangan keras-keras, Wul.” Rian berbisik dengan menaruh telunjuknya di bibir. Kedua mata Wulan melotot, menantang. “Kenapa? Kamu takut, bapak sama ibu dengar kelakuan gila kamu ini?” bukannya jadi lirih, tapi tetap aja melengking kek microfon yang rusak. “Sadar kenapa sih, Mas! Bisa-bisanya kamu mau ceraiin aku dan nikahin dia! Aku ini kurang gimana, hn!?” “Wulan, sudah jangan marah.” Rian berusaha menarik tangan Wulan yang ingin menghancurkan barang-barang yang ada di a
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari