Santetku untuk para Tetua

805 Kata

Aku membuka mata saat matahari menyilaukan mata, aku beringsut menjauhi dari silau matahari. Rasya, terlelap dari tidurnya. Wajah polosnya saat tidur sangat menggemaskan. Apalagi bibir merah yang tipis sedikit membengkak karena ciumanku tadi malam terlihat sangat seksi. Aku menopang kepalaku dengan tangan kananku, sedangan tangan kiriku merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. Tiba-tiba Rasya membuka kedua matanya, menguap sebentar lalu dia menatap lurus kearahku. "Morning, sunshine..." Sapaku lalu memberikan morning kiss untuk istriku. Rasya mengernyit, lalu mengerjapkan matanya, "astaga, apa yang kamu lakukan? Kamu ngapain aku Rak? Kita belum muhrim." pekiknya histeris. Hah? Apaan ini? Jadi dia gak ingat kalau beberapa jam yang lalu sudah sah menjadi istriku. Apa dia tid

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN