Uang dalam amplop pemberian Cut Ana benar-benar disedekahkan Bang Parlin. Setiap dapat waktu solat, kami singgah di mesjid. Bang Parlin memasukkan uang ke kotak infak. Mobil kami dan mobil Cut Ana berjalan beriringan, mereka di depan, kami di belakang. Ketika melewati perkebunan karet rakyat, tiba-tiba mobil yang di depan berhenti mendadak. Supir kami ambil jalur kanan untuk menghindari tabrakan, untung juga kenderaan dari arah lain tak ada, sehingga kami aman. Akan tetapi ternyata mobil Cut Ana menabrak pengendara motor. Sayur berserakan di jalan. Seorang pria tergeletak juga. Kami berhenti, suami Cut Ana turun dari mobil, aku dan Bang Parlin juga. Lelaki pemgemudi motor itu lalu mencoba berdiri. "Maaf, Pak, saya buru-buru, langsung masuk jalan tadi tanpa melihat," kata pria tersebu