Hardi yang merasa ditatap oleh Keke langsung menghentikan langkahnya. Dia menatap ke bawah. Menatap wajah Keke yang masih pucat meski tidak sepucat semalam. “Kenapa?” tanya Hardi. “Apa kau tidak lelah menggendongku?” tanya Keke. Hardi tersenyum sinis, lalu berjalan lagi. Melanjutkan perjalanan menuju Kastel. Dia sangatlah hafal hutan ini, karena sejak kecil, dirinya memang sudah sering bermain dan menantang maut di hutan ini. “Kau ingin diturunkan?” tanya Hardi. “Eh, tidak-tidak.” kata Keke cepat. Keke tentu tidak mau salah berbicara karena sedikit banyak dia mulai tahu bahwa Hardi bukanlah tipikal orang yang suka main-main dengan perkataannya. Jadi, bila Keke tidak ingin diturunkan dari gendongannya maka dia harus menuruti apa kata Hardi. “Oiya! Tunggu!” seru K