4

1666 Kata
“Ada berapa dah emang nya Daff?” tanya Gian yang penasaran dengan itu. “Sepuluh ribu lebih njitr, ga paham lagi deh gua tuh kenapa bisa banyak banget gini yak. Lo pakek pelet apaan sih woy Lon.” ujar Daffa kepada Dillon dan Gian. “Anjir gila banyak banget woy, itu beneran orang atau bot.” tanya Gian saat ini. “Ya kali bot, ga mungkin lah gila apa.” jawab Daffa kepada Gian tersebut. “Hadeh gua makin bingung nih buat ngonfirmasi, kebanyakan cantik anjirr. Yang belum masuk SMA Habang aja udah ngikutin, tau kali ya kalo Dillon mau masuk kesana. Bener-bener emang ya.” ujar Daffa yang terus menerus kesal. Sementara Dillon saat ini sedang bermain PS 5 dengan beberapa teman yang lainnya. Ia mendengar dengan jelas perkataan dari Daffa tadi, ia pun tersenyum sinis entah lah mungkin malah lebih baik ia tidak sekolah saja karena Papanya sendiri bahkan tidak mendukungnya. Namun Dillon cepat sadar karena ia teringat almarhumah Mamanya yang selalu mengatakan padanya untuk tetap bersekolah apa pun yang terjadi. Ya, ia tidak boleh kalah hanya karena omongan biasa Papa nya. “Lo semua masuk ke Habang? Atau ada yang pindah?” tanya Dillon tiba-tiba. “Kita semua masuk ke Habang Dill, lagi pula juga udah srek disini.” ujar Darren kepada Dillon yang diangguki oleh Dillon. Dillon setelah itu mengajak mereka semua untuk besok mendaftar bareng. Lagi pula jika tidak mendaftar bareng seperti itu mungkin dirinya akan mendaftar sendiri, Papa nya tidak akan sudi mendaftar kan dirinya. Mungkin besok Papa nya akan pergi ke SMA Habang, tapi untuk mendaftarkan Daniel anak kesayangannya. Bukan dirinya, anak kandung nya. Makanan yang mereka pesan akhirnya datang juga. Saat ini mereka semua menikmati makanan mereka dengan sangat senang, apalagi ini semua juga gratis siapa yang tidak mau. Sembari makan, Daffa masih memilih-milih i********: yang akan dia acc. Ia sangat pemilih karena takut juga jika ia mengacc i********: yang salah nanti. Sementara Dalila saat ini sudah sampai ke Caffe Dago, ia masuk dan seperti biasany ia makan sendiri dan duduk sendiri disana. Ia mengitari seluruh Caffe dan mata nya sama sekali tidak menemukan keberadaan Dillon. Dalila pun merasa kecewa. Akhirnya ia hanya makan dan meminum Coklat Float kesukaan dirinya di sini. Namun tak beberapa lama kemudian, mood nya yang tadi sudah hancur tiba-tiba kembali dengan sangat cepat. Hal itu terjadi kala Dalila melihat ke arah ponsel nya dan terdapat pemberitahuan bahwa Dillon menerima requestan follownya. Detik itu juga ia langsung jingkrak habis-habisan dan berteriak kesenangan. Ia melupakan jika saat ini ia sedang berada di Caffe Dago, dan saat ia sadar semuanya menatap ke arah Dalila dengan pandangan yang aneh. Tentu saja aneh, bagaimana tidak aneh jika Dalila yang tadi nya diam saja tapi langsung berteriak kegirangan seperti itu. “Aduh mati gua deh, Dalila lo tau tempat dong ishh bikin malu aja sih. Maaf ya semua maaf hehehe.” ujar Dalila akhirnya meminta maaf kepada yang lainnya saat ini. Yang lain pun masih menatap aneh ke arah Dalila tapi mereka juga saat ini sudah melakukan kegiatan nya masing-masing. Dalila langsung menstalk ig dari Dillon, foto-fotonya memang tidak banyak tapi dangat membuat Dalila senang karena semua foto ganteng sekali. Ada juga foto Dillon bersama dengan teman-teman nya. Dalila tersenyum kesemsem dengan foto tersebut, rasanya ini seperti mimpi saja. “Pokok nya gua ga mau tahu kita berdua harus satu sekolah, gua udah sayang banget sama lo. Kita juga harus pacaran, aduh gua sekarang aja udah bayangin gimana kalo jadi pacar lo pasti bakalan bahagia banget hidup gua.” ujar Dalila. Ia pun setiap hari akan membuka i********: milik Dillon untuk memeriksa sedang apa Dillon dan jika perlu besok Senin ia akn melihat terus menerus i********: Dillon supaya ia tahu dimana Dillon melanjut kan sekolah nya. Dalila sangat berharap bahwa mereka berdua bisa satu sekolah sehingga mereka bisa pacaran nantinya. Ya walaunpun Dalila sendiri tak yakin apakah Dillon mau untuk menjadi pacar nya, tapi toh apa salah nya juga mencoba. Jika tidak mencoba ia tidak akan tahu apakah Dillon mau dengan nya atau tidak. Saat ini Dalila keluar dari Caffe Dago dan pulang ke rumah nya. Ia akan mempersiapkan berkas-berkas untuk pendaftaran sekolah agar saat hari itu tiba ia tidak kewalahan dan kehabisan formulir juga. Sementara saat ini Daffa masih membuka i********: Dillon dan ia juga melihat dm i********: karena ia rasa sudah cukup ia mengkonfirmasi requestan follow tadi. Ia melihat ada dm dari DalilaOceana yang tadi juga ia terima requestan nya. Saat ia membuka i********: Dalila tadi, Dalila terlihat sangat cantik dan friendly maka dari itu ia menerima nya. Ia membuka chat i********: tersebut dan membaca chat itu. “Lon, lo pernah kenalan sama cewek di Caffe Dago? Ga biasanya banget? Kayak bukan lo banget deh, atau dia cuman ngaku-ngaku aja?” tanya Daffa. “Kenalan? Sama cewek di Caffe Dago? Wait gua coba inget dulu.” ujar Dillon, Dillon masih mencari di memori otak nya dan akhir nya ia mendapatkan jawaban dari pertanyaan Daffa itu. Ia mengingat pertemuannya dengan seorang cewek yang baginya memang cantik tapi sedikit freak dan annoying. Dillon pun akhirnya menjWB pertanyaan dari Daffa tersebut di depan teman-teman nya yang lain juga. “Ah cewek annoying itu, jadi dia udah nemuin ig gua? Pinter juga dia stalk nya. Gua cuman inget wajah sama namanya aja sih. Dalila kan?” tanya Dillon tersebut. “Nah bener Dalila namanya, lah gua kira dia chat lo karena lo kasih ig lo ternyata dia nyari? Pantes aja chat udah dari kemarin. Btw dia lumayan lo Lon, gas aka Lon. Kayak nya cocok sama lo juga kok.” ujar Daffa kepada Dillon tersebut. “Mana sih emang? Coba deh liat gua.” ujar Gian yang saat ini malah penasaran. “Ini nih, gimana cantik kan?” tanya Daffa sembari dirinya memperlihat kan foro Dalila yang berasal dari i********: Dalila. Gian pun setuju jika Dalila cantik dan terlihat sangat cocok dengan Dillon. Namun Dillon diam saja, ia tidak menggubris nya. Lagi pula ia tidak ingin dirinya memiliki pacar, karena pasti akan sangat ribet. “Udah deh lo pada makan aja ga usah ngurus itu cewek. Lagi pula lo tahu sendiri gimana gua. Ga usah mikirin gua.” ujar Dillon kepada mereka dan setelah itu ia merebut handphone nya kembali. Ia melihat i********: Dalila saat ini dan ia pun menatap terus menerus hingga akhirnya ada pesan baru yang dikirim di instagramnya. DalilaOceana • Hai Dillon gua tau pasti lo udah baca ya? Gua cuman mau bilang sampi jumpa • Gua harap kita bakalan ketemu lagi, ga lama lagi ya Dill. I hope! • Ah iya Dill, gua mimpi kalo kita ketemu lagi, kita wajib jadian hehhee Membaca dm itu Dillon hanya bisa tersenyum dengan sinis saat ini. Oke Dalila, kita lihat apa kalo kita ketemu lagi lo beneran mau jadian sama gua? Dan kalo kita udah jadian apa lo bisa bertahan lama sama gua? Gua ga yakin sih lo bisa bertahan lama karena lo belum kenal sama gua Dalila. Batin Dillon sarkas. Hari senin pun datang, hari ini merupakan hari pertama pendaftaran sekolah. Dalila sudah siap dengan riasan di wajahnya dan juga berkas-berkas untuk mendaftar. Ia berharap akan bertemu demgan Dillon di SMA Harapan Bangsa nanti, sedari tadi sebenarnya ia sudah berkali-kali mengecek i********: milik Dillon tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda. Dalila sedang memikirkan apakah keputusan nya untuk mendaftar di SMA Harapan Bangsa sudah benar atau belum, ia takut jika tidak bisa satu sekolah dengan Dillon. Ia pun masih belum berangkat ke SMA Harapan Bangsa. Namun setelah ia pikirkan beberapa saat lagi akhirnya ia pun sudah memutuskan bahwa ia akan tetap pergi mendaftar ke SMA Harapan Bangsa. Entah itu nanti ia akan satu sekolah dengan Dillon atau tidak itu sudah takdir Tuhan. Ia harus bergegas karena jika kesiangan ia akan kehabisan formulir. Ia pun saat ini mengambil mobil nya dan mengendarai menuju ke SMA Harapan Bangsa tersebut. Sementara Dillon dan teman-teman nya saat ini sudah sampai di SMA Harapan Bangsa. Mereka sudah mendapat lan formulir, lagi pula sebenarnya tanpa mereka kesana mereka juga akan mendapat kan formulir karena mereka berasal dari SMP Harapan Bangsa. Dillon, Gian, Daffa dan yang lainnya sudah menulis formulir. Dalila saat ini sudah berada di parkiran SMA Harapan Bangsa, ia sangat senang sekali. Ia pun langsung berjalan menuju ke dalam dan langaung mengambil formulir, saat ia sudah mendapat kan formulir dan akan pergi untuk mengisi nya ia seperti melihat ada Dillon di antara puluhan manusia yang ada disana. Ia tidak salah lihat. “Bener kan itu Dillon.” ujar Dalila dan saat ini ia akan pergi ke arah Dillon tapi tiba-tiba saja ada yang menyenggol nya hingga membuat formulir dan berkasnya jatuh. Ia pun terpaksa menunduk dan mengambil semua formulir yang ada saat ini. “Sorry ya gua tadi ga liat, gua bantuin ya.” ujar suara seorang cowok tersebut. “Ah iya ga papa kok, thanks ya. Gua buru-buru.” ujar Dalila dan saat ia sudah berdiri, ia langsung pergi ke tempat dimana tadi ia menemukan Dillon. Namun Dillon sudah tidak ada disana, ia sudah pergi dan hal itu membuat Dalila sangat kecewa. Sebenar nya ia masih memikir kan apakah yang tadi itu Dillon atau hanya delusi nya saja. Jika itu Dillon berarti ia memiliki kesempatan yang besar untuk Dillon, tapi jika bukan ia tetap akan berdoa semoga Dillon sekolah di SMA Harapan Bangsa. Dengan lemas Dalila pun pergi ke kantin, ia butuh es sembari ia mengisi formulir yang ada. Antara yakin dna tidak yakin ia pun saat ini menuliskan semua nya dan mengumpul kan berkas-berkas. Ia menghabiskan es nya dan langsung pergi ke tempat panitia pengunpulan formulir. Ia pun sudah melakukan nya dan ia masih menunggu disana karena di SMA Harapan Bangsa ini berbeda dengan yang lainnya. Untuk mengetahui diterima atau tidak nya mereka nanti akan mendapat kan link dan link tersebut dapat di akses besok pagi. Maka dari itu Dalila masih menunggu link tersebut. Ia harus menunggu satu jam karena menang mengantri. Setelah sudah mendapat kan semua akhirnya ia pun selesai dan sekarang ia memutus kan untuk langsung pulang ke rumah. Karena berada disana pun juga tidak ada guna nya. Namun Dalila salah, setelah ia meninggal kan SMA Harapan Bangsa, tak lama kemudian mobil Dillon masuk ke sana. Dillon dan teman-teman nya kembali untuk mendapatkan link yang akan mereka gunakan besok untuk mengetahui apakah mereka diterima atau tidak ya meskipun mereka sudah yakin bahwa merwka diterima. Namun mereka tetap harus membuka link tersebut agar nantinya dapat di data oleh pihak sekolah. Mereka kembali ke markas setelah mendapat kan link tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN