TENTANG ANGELIN

1005 Kata
Langit biru masih tetap berwarna biru ketika Angelin memasuki rumahnya di Sawojajar. Rumah paling mewah di daerah itu. Rumah berlantai dua dengan halaman luas seperti di televisi-televisi. Rumah dengan banyak pilar. Mobil-mobil berjajar. "Anakku ada apa ceria sekali," "Aku bahagia mama" suara Angelin renyah. Memeluk Bu Mayang suami pak Danu yang tak lain adalah ibu Angelin. "Aku jatuh cinta ma, " bisik Angelin di telinga mamanya. Renyah sekali suaranya. Kalimat itu jelas membuat Bu Mayang terkejut. Diusia 29 tahun Angelin baru menyatakan dirinya jatuh cinta, siapa lelaki yang bisa membuat anakku jatuh cinta ? Bu Mayang menerka-nerka. Teman wanita Angelin demikian banyak. Tak terhitung jumlahnya. Teman lelakipun juga demikian banyak nyaris sulit dibedakan mana yang ia pilih untuk jadi kekasih atau hanya kawan biasa. Setahu bu Mayang selama ini Angelin tidak tertarik dengan yang namanya pernikahan. Sore itu, saat pak Danu telah kembali dari bekerja bu Mayang menceritakan perihal Angelin pada beliau di ruang makan. "Pa, ada berita bahagia" "Apa itu, ma?" "Angelin jatuh cinta, Pa." "Jatuh cinta ?" "Iya," "Dengan siapa ?" "Itu yang tidak mama tahu, Pa" "Tapi Angelin berjanji akan membawa lelaki itu berkenalan dengan kita" Antusias sekali bu Mayang menceritakan perihal anak semata wayang mereka pada pak Danu suaminya. Pak Danu hanya manggut-manggut usai semua diceritakan. Beliau tidak terlalu banyak komentar. Watak beliau memang begitu, selalu bisa sabar dan bijak dalam menghadapi masalah apapun. ******* Angelin tertawa lepas diantara pepohonan rindang. Ia bergelayut manja pada lengan lelaki di sampingnya. Lelaki ini dikenalnya sejak tiga tahun yang lalu hanya Angelin menganggapnya teman biasa. Ia tidak terlalu merespon kehadiran lelaki bertubuh sedang dengan wajah oriental dan rambut ikal itu. Mereka menjadi dekat sejak Angelin tahu bahwa lelaki tersebut adalah seorang pemilik 8 toko perhiasan emas. Angelin sempat memesan perhiasan di tokonya dan saat itu lelaki itu sedang berada disana bersama anak buahnya. Saat itu anak buah lelaki tersebut sedang melakukan kesalahan dan meminta maaf. "Maafkan saya yang ceroboh pak," pinta seorang wanita berseragam kaos hitam dan merah penjaga toko emas itu sambil menunduk. "Sudah, biasa saja tak ada yang perlu di maafkan. Tidak usah panik. Biasa saja. Saya tidak marah kok." Mereka terlibat perbincangan panjang. Sampai Angelin menatap lelaki itu dan mereka bersirobok pandang, lalu saling tersenyum. "Angelin ya?" tebak laki-laki itu sambil menghampirinya. "Iya" jawab Angelin cepat sambil mengangguk-anggukkan kepala dan tersenyum. Angelin takjub, di matanya lelaki tersebut nampak begitu berwibawa dan gagah sekali. Mereka terlibat perbincangan sedikit panjang, dari situlah Angelin tahu bahwa lelaki tersebut pemilik toko emas tempatnya memesan perhiasan. Sejak hari itu mereka makin dekat saja. Mereka menjadi sering jalan bersama dan bercanda ria. Siang ini mereka sedang bersantai menyusuri kota Batu. Diantara hawa dingin yang menyusup lengan lelaki bernama Bayu itu menyelusup ke dalam kaos gombrong Angelin. Awalnya Angelin menolak tapi lama kelamaan Angelin memejamkan matanya,seolah ia ikut menikmati sensasi sentuhannya. "Kita sewa kamar ya," ajak lelaki itu di telinga Angelin. Rayuannya demikian menggoda. Angelin yang sedang mabuk cinta iya saja menanggapi semuanya. Sesampai di kamar yang mereka sewa, mereka saling memeluk,saling b******u, saling melepas gairah dengan bahagia. "Terimakasih ya sayang," lelaki itu mencumbui tubuh Angelin. Angelin hanya tersenyum dan mendesah. Dua puluh sembilan tahun ia bertahan dan baru pada Bayu Angelin menyerahkan kesuciannya. Bayu yang ramah, Bayu yang pandai menguasai hati Angelin, Bayu yang rayuannya menggoda. Mereka terus melakukan dosa berulang-ulang hari itu. Menikmati tiap episodenya dan mengulanginya lagi. Angelin nampak bahagia. Kulit putih yang senantiasa ia rawat memang menggoda. Setiap mata lelaki pasti liar ingin bersama dan merasakan kenikmatan disana. Angelin yang cantik itu kini terpana dalam pelukan Bayu. Hampir petang ketika mereka mengakhiri sesi bercinta dan memilih pulang. Angelin masih bersandar manja di bahu kukuh Bayu pun ketika Bayu mengemudikan mobilnya. "Kamu pintar cantik," puji Bayu pada Angelin. Angelin tersenyum lagi. "Pinter apaan?" "Pinter bercinta," "Ini untuk pertama kalinya aku bercinta" "Aku tahu, itu sebabnya aku bahagia sekali" puji Bayu tak henti-hentinya pada Angelin. Seperti singa lapar Bayu melahap setiap kesucian yang Angelin punya. Ia menikmati suguhan gratis atas nama cinta. Angelin sendiri demikian terbuai oleh sentuhan lembut dan kalimat maut hingga ia melupakan segalanya. "Kapan kamu ke rumah dan bertemu mama papa" suara Angelin manja. "Segera sayang," "Janji ya," "Pasti," begitu kata Bayu meyakinkan Angelin. Yang diyakinkan hanya pasrah saja. Jalanan yang tersapu asap pekat itu menjadi saksi sejarah romantisme dan dosa mereka. Bayu mengemudikan mobilnya kencang, dengan yakin ia mengantar kekasihnya pulang. Aura kemenangan dan kepuasan berlarian diwajahnya. Ia puas karena gairahnya tersalurkan dan ia menang karena kesucian gadis cantik putri pengusaha kaya raya itu telah ia dapatkan. Semua lelaki akan merasakan hal yang sama bila berada di posisi Bayu saat ini. Hingga dosa dan kewajiban pada Tuhan tak lagi mereka fikirkan. Di depan rumah mewah dengan halaman luas itu mobil Bayu berhenti. Gadis pemilik rumah berkulit putih dan berambut hitam sebahu itu turun dari mobilnya. Kecupan perpisahan tak lupa ia berikan untuk kekasih hatinya. Dengan janji bahwa mereka akan bertemu lagi keesokan hari. Angelin mengerlingkan matanya manja dan menggoda. Mereka dua orang dewasa yang mengerti pesan cinta. Mereka dua orang dewasa yang begitu haus akan romansa kehangatan. Mereka dua orang dewasa yang merindukan kehangatan. Hari ini telah menyalurkan semua rindunya. Gadis pemilik rumah itupun turun. Kaki kecil dan tubuh rampingnya berayun-ayun menuju rumah. Langkahnya ringan karena hatinya telah terbahagiakan. Gadis itu Angelin menapak i mimpinya, mimpi tentang perjalanan hidup yang panjang bersama Bayu kekasihnya. Di dalam rumah, bu Mayang melihat Angelin heran. Wajah putrinya selalu berseri-seri beberapa hari terakhir.Mungkinkah karena cinta yang baru saja dikenalnya? "Baru pulang cantik," sapa bu Mayang pada Angelin "He eh ma," yang disapa hanya menjawab pendek sambil memasuki kamarnya. Ia menahan perih yang tiba-tiba terasa. Perih yang mengganjal diantara belahan pahanya. Mungkin akibat bercinta tadi. Angelin tersenyum tipis.Bayangan percintaan itu terus mengulitinya hingga ia rebah di peraduannya sambil tersenyun dan menggigit ujung bibir bawahnya. Hingga terlelap dengan wajah berbinar ceria. Cinta telah melumat dan melahapnya. Cinta telah mengoyak pertahansnnya. Cinta telah membuat ia lupa bahwa dirinya berkewajiban menjaga mahkotanya. Angelin terkelap dengan mimpi akan bunga yang bermekaran.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN