MENGATUR STRATEGI

922 Kata

Usai berjamaah maghrib di musholla kecil rumah mereka, Satria membalikkan badan menatap tujuh tentara di belakangnya. Tujuh tentara ini nanti yang semoga akan membantu meringankan dosanya di akhirat kelak. Satu persatu dari mereka maju, menuju ke arah Satria duduk, menjabat lengan itu takdim. Satria terharu. Tak ada ikatan darah dalam pertalian mereka tapi Satria merasa mereka begitu dekat dan sangat dekat. Satria menerima jabat tangan itu kemudian mencium kening mereka satu persatu. "Jangan lupa kalian berkemas ya, tiga hari kita akan pergi berlibur. Jangan terlalu banyak yang dibawa. Seadanya saja biar tidak berat." Satria memberi pesan dari tempat ia duduk sebagai imam. Anak-anak berlari menuju kamar dan bergelut dengan kesibukan mereka masing-masing. Tinggal Satria dan Reynata. R

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN