Di hari-hari terakhir kami di tanah suci, kami harus menghadapi kenyataan paling pahit dalam hidup kami. Aku dan Zahra masih menunggu di luar ruangan ICU tanpa tahu bagaimana nasib Nuruta saat ini. Putra kami sedang berjuang antara hidup dan mati. Terakhir aku melihat keadaannya saat sedang dibawa ke rumah sakit ketika berada di dalam ambulance, dia sedang kesulitan bernapas, harus dibantu alat bantu pernapasan. Padahal sejauh ini kami tidak pernah tahu Nuruta memiliki riwayat asma atau sesak napas. Tubuh mungilnya pun nampak tergolek lemas sesaat ketika kabut tersebut menyelimuti kami. Sungguh aku tidak mengerti. Kenapa kabut itu muncul kembali. Tempat kemunculannya pun berbeda-beda. Suatu waktu ia muncul di perbukitan Arafah, lalu kemudian di kawasan Mina. Dan saat ini, tiba-tiba saja ka