Selamat membaca Lidra mendorong d**a Eric pelan. "Ini salah, Mas," lirihnya dengan tatapan sendu. "Kita nggak seharusnya kayak gini," sambungnya tertunduk lesu. Eric menatap Lidra pilu, lalu kembali ke posisi duduknya semula dan mulai menyalakan mobil. "Baiklah, aku ngerti. Kita berdua memang nggak akan mungkin bisa bersama," pungkasnya dengan raut wajah tanpa ekspresi. "Meskipun bisa, pihak keluarga besar pasti akan menentang hubungan kita dan nggak akan pernah memberikan restu. Ditambah lagi sekarang kamu juga sudah menikah dan menjadi istri orang lain. Jadi memang sejak awal mustahil bagi aku untuk memiliki kamu." Lidra mengigit bibir bawahnya keras sembari meremas jari-jari tangannya. Setelah itu, mereka berdua sama-sama terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai